Archives

gravatar

LOVE BEYOND THE TIME #PART 1

CERBUNG ICL

Namaku Sivia Azizah, gadis yang datang dari masa depan. Berkat tekhnologi Time Travel, Aku dapat pergi dari tahun 2100 ke tahun 1989 .
Untuk menyelesaikan misiku, aku memutuskan untuk tinggal bersama targetku, Alvin Jonathan , seorang mahasiswa dan juga seorang model terkenal.

Ternyata aku jatuh cinta padanya sehingga tidak bisa membunuhnya. Padahal aku akan mati kalau tidak melakukannya. Apa yang harus kulakukan ??





Ah ,suara ombak!

     Sesampainya dizaman ini, yang pertama kali kudengar adalah debur ombak yang tenang, lalu aroma air pasang yang samar-samar tercium dan angin sore yang menggigilkan. Sedikit demi sedikit pemandangan di sekelilingku tampak jelas. Aku berdiri di sebuah jalan bebatuan yang menanjak dengan disinari cahaya matahari sore.

     "Kaing, Kaing, Kaing..."
     Seekor anjing liar yang kebetulan ada disitu, melarikan diri karena kaget setengah mati melihatku muncul tiba-tiba di jalan setapak. Memangnya aku ini monster? Tapi mau bagaimana lagi. Tubuhku bercahaya putih kebiru-biruan seperti hantu. Ceroboh sekali Departemen Manajemen Waktu yang memindahkanku ke jalan ini. Untung saja hanya anjing yang lihat, bagaimana jadinya kalau manusia? Huh -_- Dengan perasaan takut, aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak lama kemudian, sinar putih kebirubiruan dari tubuhku mulai menipis.

     "Yap! Ini lebih baik"

     Aku memeriksa tubuhku, lalu menepuk nepuk rok selutut yang berlipit dan kaus kaki merah senada dengan jaket pendekku. Aku seperti anak SMU nggak? Pasti kalian bingung, apa aku ini bukan cewek biasa. Aku cewek biasa, kok.

     Perkenalkan, namaku Sivia Azizah. Umur ku 15 Tahun, tinggiku 155 cm, lumayan mungil,kan? Ak orangnya optimis. Panjang rambutku hampir sebatas pinggang. Sungguh, aku anak cewek yang biasa kalian jumpai.

     Tetapi, ada satu hal yang tidak biasa pada diriku. Tanggal 3 Maret 2085, adalah hari lahirku. Begitulah, aku adalah manusia dari tahun 2100.

     Ah, kalian pasti menertawakanku. Sungguh, aku tidak bohong ataupun bercanda. Sebagai buktinya, ditanganku terdapat silinder metal yang tidak terlalu panjang keperak perakan. Benda seperti ini belum ditemukan pada tahun 1989 kan? Ditahun 2100 pun benda ini tidak boleh dipegang oleh sembarang orang, karena ini adalah laser gun spesial. Walaupun kecil, tetapi mempunyai kekuatan untuk membunuh gajah dalam sekejap. Benda ini adalah senjata unggul mengerikan yang bisa memberikan kematian tanpa rasa sakit pada lawan.

     Kalian pasti bertanya tanya, kenapa aku membawa bawa benda berbahaya seperti ini? Hmm, perasaanku jadi galau kalau ingat. Sebenarnya aku menempuh perjalanan waktu dari tahun 2100 sampai ke kota di pesisir pantai tahun 1989 ini untuk membunuh seorang cowok.

     Akan kuceritakan kenapa aku jadi pembunuh dadakan. Karena ceritanya agak panjang, kuharap kalian sabar mendengarnya. 

     Ditahun 2100, banyak sekali yang berubah. Pertama, tidak ada lagi konsep negara, seperti Amerika, Jepang, ataupun yang lain. Bumi bersatu membentuk sebuah kolaborasi perdamaian yang disebut 'Earth Union'. Artinya seluruh dunia adalah satu keluarga, seluruh manusia adalah saudara. Namun, untuk mencapai dunia damai itu sangatlah sulit.

     Lima puluh tahun yang lalu, maksudku lima puluh tahun sebelum 2100, terjadi konflik yang berbahaya didunia. Di abad ke 20, ada dua negara adidaya kan? Lima puluh tahun lalu, kedua negara adidaya itu berperang dan melibatkan negara-negara yang lain juga. Dunia tinggal selangkah lagi menunjukkan perang nuklir. Kalian pasti tahu nuklir kan? Bagaimana akibatnya kalau mereka meledakkan senjata nuklirnya? Tahun 1980 ada film perang nuklir. Permukaan bumi tercemar radioaktif dan umat manusia akan binasa. Walaupun mengerti, kedua negara itu bersikap tidak mau tahu.

     Pada saat yang gawat itu, ada seorang pahlawan menyelamatkan krisis umat manusia yang dujuluki tokoh legenda, Beliau adalah Jirota Koizumi, Menteri luar Negeri Jepang negara netral, sekaligus kakekku.

     Mungkin aku terlalu memujinya, tapi kakekku ini hebat. Beliau meninggal ketika aku masih kecil. Jadi aku tidak tahu persis langkah apa yang diambilnya sampai berhasil mendamaikan kedua negara itu. Pembicaraan politik terlalu berat untukku. Tetapi, cerita itu ada dibuku pelajaran sejarah 'Keajaiban abad 21

     Kakek memanggil perwakilan dari seluruh dunia dan mengajak untuk menghentikan konflik konsep negara yang selama ini jadi pemicu perang. Aku yakin sulit sekali untuk mewujudkannya. Kakek sang pencetus, diangkat sebagai pemimpin pertama dan terbentuklah Earth Union. Dia terpilih karena berhasil menjaga perdamaian dunia dengan cinta kasihnya.

     Setelah perdamaian dunia dipelihara, peradaban manusia mulai mengalami kemajuan yang pesat karena tidak lagi merahasiakan tekhnologinya masing masing. Seluruh dunia menyatukan pikiran mereka. Selain itu, dana untuk pengembangan senjata nuklir dan sejenisnya, dipakai untuk perkembangan demi perdamaian.

     Pada akhir abad ke-21, kemajuan tekhnologi umat manusia sampai pada tahap yang dulu hanya bisa dilihat dalam film dan novel fiksi ilmiah, yaitu kemampuan untuk melakukan perjalan waktu (Time Travel). Itulah yang membuatku mengalami masalah sedemikian pelik.

     Matahari senja tenggelam perlahan menaburkan warna merah di laut. Di zaman manapun matahari senja tetap berwarna merah, ya! Sambil berfilfasat tentang hal yang aku lakukan sendiri tak mengerti, perlahan aku mendaki jalan yang menanjak ini. Rumah tujuanku sudah kutemukan. Sebuah rumah bertingkat dua di pertengahan tanjakan, mungkin lebih pantas disebut rumah bergaya retro atau antik daripada bergaya modern. Rumah itu terbuat dari kayu. Halamannya dipenuhi rumput dari semak-semak. Papan nama digerbang yang terbuat dari batu , tertulis "Sindhunata". Alvin Jonathan, umur 17 tahun, mahasiswa tingkat satu Universitas S. Orang inilah yang akan kubunuh.




Maap sebelumnya, ceritanya kayaknya ribet yah ? ini bukan real aku yang bikin , ini aku ambil dari novel Love Beyond Time , penciptanya Mito Orihara
kalo suka, comment sama like ya ? kalo pada gasuka, gak akan ku lanjutin kok :)

Read More...
gravatar

Shilvin ? Alvia ? or Siviel ?? By aizha_Alvz

Laki-laki itu terus memperhatikan gadis manis di sampingnya, mengamati setiap detail gerakannya. Menikmati tawa indahnya, dia benar-benar terpaut oleh pesona gadis itu.
“Asyik banget ngeliatin aku-nya…” goda sang gadis, rupanya dia sadar laki-laki itu sejak tadi memperhatikannya.
Laki-laki itu tersenyum, “Kamu adalah pemandangan terindah yang pernah aku liat.”
“Gombal banget sih!” sang gadis terkekeh, lalu menepuk bahu si laki-laki pelan.
“Kamu mau janji satu hal sama aku?” si laki-laki menatap gadisnya serius.
“Apa?”
“Janji sama aku, untuk jagain hati kamu selalu buat aku.”
“I promise!”




***
Alvin menyusuri koridor sekolah, mencari sang gadis yang sejak jam pertama tidak dia temukan. Yah, mereka memang tidak satu kelas, tapi paling tidak Sivia akan datang ke kelas setiap pagi untuk sekedar mengucap selamat pagi. Tapi pagi ini, dia sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya.
“Cari via?” Tanya Shilla, sahabat dekat Alvin. Alvin mengangguk.
“Dia udah balik duluan, katanya sih mau jemput temennya di Bandara.”
Alvin mendesah pelan, ‘Jemput temennya, kenapa dia nggak bilang ya? Sms pun nggak…’ pikirnya.
“Thanks!” ucap Alvin singkat lalu berlari kecil menuju parkiran sekolah. Shilla menatap punggung laki-laki berwajah oriental itu nanar, ‘Andai lo tau, vin…’ lalu tersenyum pahit. Sesakit itukah mencintai tanpa dicintai? Bila seperti itu, semoga saja tidak ada orang lain yang merasakannya.


***
Alvin terus berusaha menghubungi Sivia. Tapi dari tadi, tidak ada jawaban. Kemana gadis itu? Seharian ini, Alvin tidak menemukannya bahkan mendengar suaranya pun tidak.
Keesokan harinya… Alvin sengaja mampir ke rumah Sivia untuk mengajaknya berangkat bareng, meskipun Sivia tidak memintanya. Yah, biasanya juga seperti itu, Sivia tida pernah meminta Alvin untuk menjemputnya. Tapi tiap kali Alvin datang untuk mengajaknya berangkat bareng ke sekolah, dengan senang hati Sivia juga akan menerimanya.
“Non Sivia udah berangkat duluan!” kata bik Inah.
Sungguh bukan itu yang Alvin harapkan, dia pikir Sivia masih duduk manis menyantap sarapan paginya. Karena yang Alvin tau, Sivia tidak pernah berangkat sepagi ini. Ada yang aneh dengan gadis itu. Lalu sebenarnya siapa yang dia jemput di bandara kemarin?
“Mungkin dia udah di sekolah.” Gumam Alvin. Dia segera memacu mobilnya menuju sekolah. Belum terlalu ramai, ini memang masih pagi. Setelah memarkir mobilnya, Alvin segera menuju kelas Sivia. Memastikan bahwa gadis itu telah benar-benar ada di sekolah. Ah, iya. Dia duduk manis di bangkunya sambil membaca buku. Sivia menoleh ke arah Alvin lalu tersenyum, mengisyaratkan untuk duduk di sebelahnya.
“Katanya…kemaren kamu jemput temen kamu ya?” Tanya Alvin.
Sivia mengangguk lalu menghadapkan tubuhnya ke Alvin dengan wajah yang berbinar, “Iya, kamu tau nggak siapa?”
Alvin menggeleng pelan, “Emang siapa?”
“Iyel. Itu lho temen kecil aku yang sering aku certain ke kamu…”
Alvin manggut-manggut. Dia tau, sangat tau malah. Sivia memang sering dan selalu bercerita tentang sobat masa kecilnya itu. Iyel, sosok yang sangat dikagumi Sivia. Yang bahkan mungkin perlahan telah menyelinap masuk ke relung hati Sivia dan menjelma menjadi cinta pertamanya. Sivia sering memanggilnya pahlawan kecil. Alvin merasa wajar jika Sivia punya sobat kecil yang sangat dia kagumi seperti itu, karena Alvin juga pernah merasa hal yang sama.
“Dia itu sekarang makin ganteng, keren, seru, pokoknya anaknya gokil abis deh. Aku nggak nyangka bisa ketemu dia lagi, rasanya seneng banget…” celoteh Sivia, dan mulai bercerita banyak tentang Iyel ‘lagi’ hingga bel masuk berbunyi.
“Aku ke kelas ya!” pamit Alvin lalu beranjak pergi. Alvin dan Sivia emang udah pacaran sekitar 7 bulan, hanya Shilla yang tau tentang hubungan mereka.Tak tau juga apa yang mereka mau sampai harus backstreet segala, padahal tidak ada satu pun yang menentang. Hanya saja mungkin ada beberapa orang yang tidak terlalu suka kalo Alvin dekat dengan seseorang, apalagi sampai menjalin hubungan. Maklum Alvin kan the most wanted boys di sekolah mereka.
Kata Via, Iyel akan menetap di Jakarta. Dia juga akan satu sekolah dengan Via dan Iyel. Via keliatan seneng banget. Tapi entah kenapa, Alvin jadi merasa takut. Takut kehilangan. Alvin tau kalo Sivia dan Iyel hanyalah sahabat masa kecil yang kembali dipertemukan saat mereka remaja, tapi hatinya berkata lain. Ada reaksi lain yang terjadi dalam hatinya saat Sivia menyebut nama Iyel, saat Sivia bercerita tentang Iyel, semuanya terasa…sakit. Tapi Alvin terus meyakinkan hatinya, kalo Sivia hanya miliknya dan akan selamanya seperti itu.
Benar saja, besoknya sekolah udah ramai karena kedatangan murid baru yang katanya keren dan ganteng abis itu, yang Alvin yakini bernama Iyel. Iyel satu kelas dengan Via. Dan kehadiran Iyel, cukup mengusik hubungan Alvin dan Via. Iyel yang selalu mengikuti kemanapun Sivia pergi, membuat Alvin susah bertemu dengan Sivia apalagi status hubungan mereka yang backstreet.


Seperti sekarang ini, Alvin memandangi via yang sedang asyik dengan iyel dari kejauhan.
“Ngapain disini? Gabung yuk!” Shilla menarik lengan Alvin, Alvin mengikutinya malas. Mereka mendekati meja Sivia dan Iyel, bermaksud untuk ikut gabung dan sedikit berbasa-basi dengan anak baru itu.
“Oh ya, lo udah punya cowok, vi?” Tanya Iyel. Posisi Alvin dan Shilla tepat di belakang Sivia dan Iyel. Dan cukup jelas terdengar pembicaraan mereka. Alvin berhenti sejenak, ingin tau apa yang menjadi jawaban Sivia.
“Hah? Gue? Menurut lo gimana?” Tanya Sivia balik.
“Hm…kayaknya udah deh.” Tebak Iyel. Alvin sumringah, tebakan Iyel tepat sekali.
Sivia terkekeh, “Ya nggak-lah!”
“Maksudnya…lo nggak punya pacar?”
“Hmm…”
DEG! Alvin tersenyum masam, bahkan Sivia sama sekali tidak mengakuinya di depan Iyel. Alvin berbalik arah dan kembali ke kelasnya, diikuti Shilla.
“Berarti gue masih ada harapan dong!” goda Iyel.
“Maybe…”
Sementara itu…
“Alvin, tunggu!” Shilla menarik tangan Alvin agar cowok itu menghentikan langkahnya yang terburu-buru. Alvin menoleh.
“Lo nggak pa-pa kan?” Tanya Shilla pelan. Alvin menggeleng pelan.
“Gue heran, bisa-bisanya Sivia bilang kalo dia nggak punya pacar, padahal kan ada elo. Terus selama ini dia nganggep lo apa?” maki Shilla.
“Emang nggak ada yang tau kan kalo gue sama Sivia itu pacaran, cuma elo. Jadi wajar kalo Sivia bilang kayak gitu ke Iyel…” ucap Alvin tenang. Tapi tetap saja hatinya tidak bisa setenang ucapannya barusan. Alvin melepaskan genggaman tangan Shilla lalu menuju kelasnya.
Pulang sekolah --->skip<--
Seperi biasa, sepulang sekolah Alvin pasti menunggu Sivia di parkiran sama Shilla. Alvin terus celingukan mencari sosok Sivia di antara murid-murid yang berhamburan keluar dari gedung sekolah. Sementara Shilla sibuk dengan BB-nya.
“Sabar kek! Bentar lagi juga keluar kok…” kata Shilla masih terus memainkan BB-nya.
“Lo maen BB mulu sih!” Alvin yang kesal dengan tingkah Shilla, dengan sigap merebut BB Shilla dari tangan gadis itu. Alvin menyembunyikan BB itu di balik badannya.
“Alvin, siniin BB gue! Apaan sih lo, iseng banget deh!” Shilla berusaha meraih BB-nya, sehingga posisi mereka nampak seperti berpelukan.
“Ehm…ehm…”
Alvin dan Shilla menoleh. Dengan santai Iyel merangkul Sivia. Sivia sendiri menunduk, tidak berani menatap wajah Alvin. Alvin mengembalikan BB Shilla.
“Hai, gue Iyel…” Iyel mengulurkan tangannya.
“Alvin.” Alvin membalas jabat tangan Iyel, begitu juga Shilla.
“Kalian pacaran ya?” Tanya Iyel dengan nada sedikit menggoda.
Alvin menggeleng cepat, “Kita sahabatan.”
“Oh…gue pikir pacaran, abis kalian cocok banget sih. Iya kan, vi?” Iyel melirik Sivia, meminta pendapat darinya.
Sivia mengangguk pelan, ragu. “Ehm..I..iya…”
“Gue yakin orang lain yang nggak tau kalian sahabatan, pasti mikirnya lo berdua itu pacaran. Cocok banget sih! Ya udah deh guys, gue sama Sivia balik duluan ya!” Iyel menepuk pundak Alvin pelan. Lalu menggandeng tangan Sivia menjauhi Alvin dan Shilla. Alvin terus menatap punggung Sivia. Dia tidak menoleh sedikitpun. Alvin mendesah.
“Kok dia gitu sih? Pake bilang elo cocok sama gue-lah!” gerutu Shilla kesal.
“Iyel yang bilang.” Koreksi Alvin.
“Iya sih, tapi kan tetep aja dia ngangguk, dia setuju sama pendapat Iyel.”
“Udahlah! Balik yuk!!”
“Tapi kan…”
“Udah!!” Alvin menarik paksa tangan Shilla ke mobilnya. Shilla merengut, sebenernya dia kesel banget sama Sivia. Apa yang udah dilakuin Sivia itu udah nyakitin Alvin. Dan Alvin sendiri...dia malah diem aja. Huh!!
Sore ini, Shilla datang ke rumah Alvin, sesuai rencana mereka mau belajar bareng, sama Sivia juga sih. Tapi sudah hampir satu jam dari jam janjian, Sivia belum juga datang. Dia emang suka terlambat, tapi nggak seterlambat ini.
Shilla terus memperhatikan Alvin yang mondar-mandir kayak setrikaan sambil memijat-mijat keypad hpnya.
“Aduh vin, lo ngapain sih? Pusing gue, tau nggak?” keluh Shilla sambil memegang kepalanya. Seolah-olah dia memang sedang sakit kepala.
“Kok dari tadi Sivia nggak angkat telpon gue ya? SMS juga nggak dibales.” Kata Alvin.
“Paling lagi sama cowok barunya itu.” Celetuk Shilla santai sambil memainkan pensilnya.
Alvin mendekati Shilla, “Jangan sembarangan! Kalo pun dia sama Iyel, pasti cuma sekedar main biasa aja.”
“Itu kan kata lo!”
“Tapi gue percaya kok sama Sivia.”
“Sama Iyel?”
Alvin diam.
“Tuh kan, lo diem. Lo bisa aja percaya sama Sivia, tapi jangan lo lupain kalo saat ini juga ada Iyel apalagi dia nggak tau kalo lo itu pacarnya Sivia.”
Shilla menatap Alvin penuh arti, “Kenapa sih lo selalu aja belain Sivia? Iya kalo dia emang bener, kalo nggak?”
Alvin menatap Shilla tajam, dia menganggap ucapan Shilla barusan sangat keterlaluan, “Cukup ya! Lo ngomong apa sih? Nggak usah ngerusak nama Sivia di depan gue!”
“Lho? Bukan gitu, vin! Maksud gue, hati orang siapa yang tau sih? Bisa aja dia bilang A tapi dalam hatinya B. Dan nggak menutup kemungkinan kalo Sivia...”
“Gue lebih kenal Sivia daripada elo!”
“Gue tau vin, gue emang nggak terlalu kenal sama Sivia. Tapi walaupun begitu gue...”
“Udahlah! Mendingan lo pulang aja! Gue lagi nggak mood belajar.” Usir Alvin yang langsung menuju kamarnya. Shilla menatap punggung Alvin yang semakin menjauh dan menghilang di balik pintu, menyesali apa yang baru saja dilontarkan dari mulut manisnya.
“Apa segitu cintanya lo sama Sivia, vin? Sampe-sampe Sivia itu selalu sempurna di mata lo.” Shilla tersenyum kecut. Lalu membereskan buku-buku dan alat tulisnya yang berserakan di meja.
Alvin memperhatikan Shilla yang keluar dari rumahnya lalu pergi. Dia menarik nafas panjang, “Gue tau shil. Gue tau gimana perasaan lo ke gue, tapi di hati gue cuma ada Sivia...mungkin. Tapi gue harap kita masih tetep bisa jadi sahabat baik. Andaikan dari dulu, shil...pasti nggak gini jadinya.”




@Sivia-Iyel
Sivia janjian sama Iyel. Mereka jalan ke mall, atau lebih tepatnya Sivia nemenin Iyel jalan-jalan. Dia bahkan tidak ingat sama sekali dengan janji belajar bareng yang dia buat sendiri kemarin.
“Oh iya vi, Alvin itu cuma temen lo kan?” tanya Iyel, lalu menyendokkan ice cream ke mulutnya.
“Bukan-lah!” jawab Sivia keceplosan, dia segera menutup mulutnya. Merutuki dirinya sendiri.
“Uhuk!!” Iyel tersedak, ice cream-nya berceceran di sekitar mulut. Segera dia bersihkan, “Maksud lo?”
“Hmm...maksud gue, dia bukan cuma temen tapi sahabat baik.”
“Oh, tapi Alvin itu...ganteng lho...”
“Hah? Ganteng? I...iya.”
“Kenapa sih kok gugup gitu keliatannya?”
“Gue gugup? Nggak kok!”
“Lo suka ya sama Alvin?”
Sebenarnya mudah aja buat Sivia untuk bilang ‘ya’ atau sekedar mengangguk untuk menjawab pertanyaan Iyel tapi entah apa yang membuat dia menggeleng pelan, “Apaan sih?”
“Haha...bagus deh!” celetuk Iyel.
Sivia memicingkan matanya, menatap Iyel lekat-lekat, “Maksud lo?”
“Hmm...maksud gue Shilla kayaknya suka deh sama Alvin.”
Kali ini Sivia membulatkan matanya, Shilla suka sama Alvin?? Yang dia tau, Shilla sama Alvin emang udah sahabatan sejak kecil. Tapi cuma sebatas itu, apa mungkin Iyel bener? Dan Alvin sama Shilla kan udah lama bareng, apa mungkin rasa yang ada di antara mereka cuma sesederhana itu?
“Via!” Iyel mengibaskan tangannya di depan Sivia, “Lo kenapa sih? Kok kaget gitu?”
“Hah? Gue kaget? Ng...nggak kok!” jawab Sivia gelagapan. Iyel terus berceloteh ria, sesekali ditanggapi anggukan atau sekedar senyuman manis oleh Sivia. Pikirannya masih terbayang oleh pernyataan Iyel tadi, tentang Shilla dan Alvin.
Di sekolah, Alvin masih tetap sulit untuk menemui Sivia. Karena dimana ada Sivia disitu ada Iyel. Sampai waktu istirahat tiba, Iyel kebetulan dipanggil kepsek jadi Sivia sendirian. Alvin mendekati Sivia.
“Via, kemarin kamu kemana?” tanya Alvin tanpa basa-basi.
“Kemarin aku...” Sivia bingung mau jawab apa atau dia jujur aja kalo kemarin dia jalan sama Iyel. Ah nggak! “Aku nemenin Mama belanja.”
“Oh...tapi kok susah dihubungin?”
“Ehm...hp aku ketinggalan.”
Alvin manggut-manggut, dia kayaknya nggak curiga karena Alvin selalu berpikiran positif tentang ceweknya ini.
Drrrt....drtt... hp Sivia bergetar.


From: My prince
Gue tunggu di kantin ya! 
Sivia tersenyum membaca sms itu, dia melirik Alvin sejenak, “Ehm...aku duluan ya!” tanpa sempat mengucapkan sepatah 2 patah kata, Sivia beranjak pergi meninggalkan Alvin. Alvin terus memperhatikan sosok itu hingga dia tak terlihat lagi. Entah kenapa, Alvin merasa gadis itu semakin jauh dari genggaman hatinya.
Sivia melangkah menuju kantin, menemui Iyel. Yah, my prince itu Iyel.
“Hai yel...” Sivia duduk di samping Iyel.
“Darimana?” tanyanya.
“Hmm...itu tuh tadi abis...ketemu Shilla.” Jawab Sivia, bohong. Iyel manggut-manggut. Sivia makin deket sama Iyel, dan makin jauh dari Alvin. Sivia sering lupa sama Alvin kalo dia lagi sama Iyel, bahkan saat dia sama Alvin pun selalu Iyel yang dia inget.
“Vin...” panggil Iyel.
Alvin menoleh, “Ya.”
“Bantuin gue ya! Gue mau nembak Sivia.”
DEG. Rasanya Alvin pengen bilang kalo Sivia itu miliknya, dan Iyel nggak boleh nembak Sivia apalagi minta bantuan sama cowoknya Sivia sendiri. Ini gila! Tapi Alvin justru mengangguk pelan. Dia emang udah bener-bener gila.
Iyel keliatan seneng banget, “Thank’s ya! Lo emang temen terbaik!”
Hari ini, tepat hari yang ditentukan Iyel buat nembak Sivia. Alvin cuma diminta bawa Sivia ke lapangan basket. Sebenernya Alvin berharap hari ini nggak akan pernah ada. Tapi Alvin juga pengen tau jawaban Sivia soal Iyel.
“Lo nggak waras, vin!” bisik Shilla, matanya terus menatap Sivia sama Iyel yang ada di tengah lapangan basket jadi pusat perhatian. Alvin nggak menggubris.
“Sivia, jujur dari awal kita ketemu, aku udah suka sama kamu.” Iyel berlutut di depan Sivia, satu tangannya memegang tangan Sivia. Bak pangeran yang meminta sang putri untuk tinggal di istananya.
“Via, would you be my girl?” tanya Iyel. Sivia sempat melirik Alvin sebentar. Alvin sendiri berharap, saat ini juga Sivia bilang soal hubungan mereka. Tapi ternyata, Sivia mengangguk pelan. Dan refleks, Iyel langsung memeluk Sivia. Alvin kecewa, kecewa dengan keputusan Sivia.
“Apa? Dia nerima Iyel? Terus dia nganggep lo apa?” tanya Shilla yang nggak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu. Alvin langsung beranjak dari tempat itu. Dia pulang, pikirannya kacau. Alvin yang terkenal taat peraturan sekolah kali ini dia korbankan untuk seorang Sivia. Shilla sendiri bingung. Pulang sekolah, dia langsung menemui Sivia untuk membicarakan tentang Alvin.
“Gue mau bicara sama lo!” Shilla menarik Sivia, tanpa mempedulikan Iyel.
“Lepasin! Sakit, shil!” rintih Sivia.
Shilla menghempaskan tangan Sivia kasar, “Ini nggak seberapa, vi! Hati Alvin jauh lebih sakit dari ini...”
“Al...vin...”
“Tega banget sih lo, nerima cowok lain di depan cowok lo sendiri. Dasar nggak punya hati!”
“Shil, gue...”
“Apa?? Jahat lo!”
“Gue suka sama Iyel!”
Plaakk... shilla menampar Sivia, “Jangan pernah lagi lo temui Alvin!”
“Gue tau, lo suka kan sama Alvin?” teriak Sivia, tapi cukup untuk membuat Shilla menoleh.
“Kalo iya, lo mau apa? Toh sekarang lo udah sama Iyel kan? Jadi secara otomatis Alvin udah bukan milik lo lagi...” kata Shilla.
Shilla pergi meninggalkan Sivia. Dan sejak kejadian itu, nggak ada lagi sosok Alvin ataupun Shilla yang terlihat di sekolah, secara tiba-tiba mereka menghilang tanpa kabar. Sivia berusaha mencari Shilla di rumahnya, tapi selalu sepi bahkan pembantunya pun nggak tau Shilla kemana, yang dia tau Shilla itu pindah. Tidak ingin menyerah, Sivia mendatangi rumah Alvin.
“Oh, mas Alvin udah pindah.” Kata pembantunya.
“Pindah? Pindah kemana?” tanya Sivia.
“Kalo nggak salah...ke Paris.”
Paris. Jadi Alvin pindah ke Paris. Sesakit itukah hatinya sampai dia memilih pergi jauh dari Sivia. Dan pergi bersama Shilla? Ya, pasti mereka berdua pergi ke tempat yang sama untuk menjauhi dan melupakan Sivia.
3 tahun kemudian....
“Vi, kamu mau makan apa?” tanya Iyel. Sivia tidak memperhatikan Iyel, dia terus saja memikirkan Alvin. Dia kangen sama Alvin, biasanya Alvin yang selalu ngajakin dia makan di sini. Dan Sivia sadar, ada yang hilang dari hatinya seiring kepergian Alvin.
“Via...” Iyel menggoyang-goyangkan tangannya di depan Sivia.
“Eh iya vin, kamu tadi nanya apa?” tanya Sivia gelagapan.
Iyel mendelik, “Apa?”
“Loh, kamu gimana sih? Tadi kamu nanya apaan?”
“Nggak! Bukan itu! Kamu tadi manggil aku apa?”
“Al...” Sivia menutup mulutnya sendiri, merutuki ucapannya barusan. Jelas-jelas yang ada di depannya saat ini adalah Iyel, kenapa bisa-bisanya nama Alvin yang muncul di benak Sivia?
“Sorry.” Ucap Sivia lirih.
“Kamu harus belajar panggil aku Iyel.”
Belajar? Udah berapa kali Sivia manggil Iyel dengan sebutan Alvin? Sesering itukah? Ya Tuhan, ada apa ini?
“Aku balik ke kelas, ada mata kuliah!” pamit Iyel, lalu merapikan bukunya. Sivia menahan Iyel.
“Tunggu!”
“Aku telat.” Iyel menghempaskan tangan Sivia. Tapi Sivia terus mengikuti Iyel.
“Maafin aku, yel! Aku...”
“Kamu nggak bener-bener sayang sama aku, vi.” Potong Iyel.
Sivia menatap Iyel, lalu menggeleng.
“Mungkin kamu emang milik aku, tapi hati kamu nggak pernah ada di samping aku.” Kata Iyel. “Hati kamu selalu ikut kemana Alvin pergi.”
Brukk...
Seseorang menabrak Sivia, semua buku yang dia bawa berantakan.
“Sorry.” Ucapnya sambil memunguti buku-bukunya. Sivia tidak begitu memperhatikan gadis itu, dia terus menatap Iyel.
“Ya ampun shil, kamu nggak pa-pa?” tanya seorang cowok yang membantu gadis itu berdiri. Sivia menoleh, begitu mendengar suara cowok itu apalagi dia memanggil gadis itu ‘shil’. Apa mungkin gadis itu...
“Shilla??” pekik Sivia kaget.
“Sivia?” gadis itu juga kaget. Shilla.
Sivia menatap cowok di sebelah Shilla, cowok putih, tinggi, berwajah oriental itu...Alvin. Ya Tuhan, bahkan senyumnya pun masih terekam jelas di otak Sivia, ingin sekali dia memeluk cowok itu tapi dia segera ingat ada Iyel di sampingnya.
“Hai vin, apa kabar?” tanya Sivia getir.
“Oh baik, lo siapa? Kayaknya kita belum kenalan deh, lo udah tau aja nama gue...” kata Alvin santai.
Sivia mengamati Alvin dari atas hingga bawah. Dia yakin kalo cowok di hadapannya itu Alvin, tapi kenapa dia bilang nggak kenal sama Sivia? Apa segitu bencinya Alvin sama Sivia? Shilla dan Iyel diam seribu bahasa. Iyel juga kaget mendengar ucapan Alvin barusan.
“Kamu nggak inget?” tanya Sivia.
Alvin menggeleng, “Emang lo siapa?”
Sivia membulatkan matanya, bagaimana mungkin Alvin melupakannya? Sivia nggak sanggup lagi menatap Alvin yang keliatan bingung. Dia pergi, nggak peduli lagi sama Iyel yang tadi marah, Shilla yang hanya diam membisu dan Alvin yang menatapnya penuh tanya.
“Dia kenapa sih? Ada yang salah sama aku?” tanya Alvin pada Shilla.
Shilla menggeleng, “Nggak apa-apa vin, dia...temen SMU aku.”
Alvin manggut-manggut, walapun dia masih ngerasa aneh sama sikap cewek tadi, “Namanya siapa tadi?”
“Oh ehm...Sivia.”
“Sivia... Sivia...” Alvin mengucapkan nama itu berulang kali, rasanya dia nggak asing dengan nama itu, dan sepertinya dia pernah mengucapkan nama itu sebelumnya.
“Kenapa vin?” tanya Shilla, Alvin menggeleng pelan lalu tersenyum. Dia menggandeng Shilla, tunangannya. Yah, mereka emang udah tunangan tepat setelah mereka berdua lulus SMU.
Sivia berlari ke taman kampus, dia menangis. Menangisi Alvin yang bahkan sama sekali nggak mengingatnya, menangisi tindakan bodohnya 3 tahun lalu.
“Via...” panggil Iyel. Dia duduk di samping Sivia seperti biasa, namun kali ini tanpa senyuman, Iyel memasang wajah serius. “Dia balik.”
Sivia menghapus air matanya, menatap Iyel yang menerawang jauh ke langit. “Ya, dia datang lagi.”
“Aku akan relain kamu buat dia...”
Sivia membulatkan matanya, “Maksud kamu?”
“Kamu akan lebih bahagia sama Alvin daripada sama aku.”
“Tapi...”
“Aku rela, vi!” Iyel beranjak pergi. Sivia ingin sekali mengiyakan perkataan Iyel, dia ingin kembali pada Alvin. Tapi Iyel terlalu baik, dan Sivia nggak tega sama Iyel.
Pulang kuliah, Sivia mencari Shilla. Shilla yang kebetulan sedang jalan sendirian tanpa Alvin langsung ditarik Sivia ke tama belakang kampus yang lumayan sepi.
“Lo jahat shil!” Sivia mendorong Shilla kasar.
“Maksud lo apa?” tanya Shilla bingung.
“Kenapa lo lakuin ini ke gue?”
“Apa sih, vi? Gue nggak ngerti!”
“Alvin...lo apain dia sampe lupa sama gue? Gue tau lo suka sama dia, tapi nggak gini caranya!”
“Ya Tuhan vi, gue sama sekali nggak ngapa-ngapain. Gue juga nggak mau ini semua terjadi, dan gue juga nggak tau kenapa semuanya bisa jadi kayak gini...”
“Nggak usah munafik! Gue tau kok, lo kan yang minta Alvin pindah ke Paris dan menjauh dari gue?”
“Bukan gue, vi!”
“Lalu siapa? Jelasin ke gue!”
Flash back: on
Shilla gelisah, sejak acara penembakan itu Alvin menghilang, mungkin Alvin pulang ke rumahnya. Tapi waktu ditelepon ke rumahnya, nggak ada yang ngangkat. Hp Alvin juga mati. Sebenarnya kenapa dia? Tiba-tiba Shilla mendapat telepon dari Mama-nya Alvin, mungkin menanyakan tentang Alvin.
“Ya Tante...” sapa Shilla. Shilla mendengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan Mama Alvin, Shilla shock. “Ya udah tante, Shilla kesana sekarang!”




@RS PELITA HARAPAN
Shilla langsung mencari ruang ICU, dilihatnya Mama-Papa Alvin duduk depan ruang ICU. Mama Alvin nampak sedih, dia menangis. Shilla mendekati mereka.
“Alvin kenapa, tante?” tanya Shilla parau.
Mama Alvin memeluk Shilla, “Dia kritis.”
Shilla terduduk lemas. Baru aja tadi pagi dia liat cowok itu, tapi sekarang hidupnya diambang hidup dan mati.
“Dengan keluarga Alvin Jonathan?” tanya seorang dokter. Papa Alvin mengangguk.
“Bisa tolong ikut ke ruangan saya sebentar?”
Sekali lagi Papa Alvin mengangguk, lalu dia mengikuti langkah dokter itu.
“Bagaimana dengan putra saya?” tanya Papa Alvin.
“Seperti yang anda ketahui saat ini, kondisinya kritis. Ada pendarahan di otaknya, dan nampaknya otak kecil putra anda juga terbentur cukup keras, dan ini menyebabkan ada sebagian ingatan yang hilang.” Jelas dokter itu.
“Maksud dokter, dia amnesia?”
Dokter itu mengangguk, “Ya tapi tidak sepenuhnya.”
“Tapi dia akan selamat kan, dok?”
“Kemungkinan untuk selamat masih ada.”
Hampir satu minggu, Alvin dalam keadaan koma. Dan sekarang dia mulai bergerak, dia menggerakan jari tangannya lalu perlahan membuka matanya.
“Alvin? Lo udah sadar?” tanya Shilla senang.
“Ini dimana?”
“Di Rumah Sakit, lo kecelakaan dan selama seminggu lo koma.”
“Kecelakaan?”
Shilla mengangguk. “Lo masih inget kan?”
“Gue nggak ngerti.”
Shilla bingung dengan respon Alvin yang seperti itu, dia keliatan kayak orang linglung. Apa emang kayak gitu kalo orang abis koma? Ah...tapi nenek Shilla nggak seperti itu.
“Tante, sebenernya Alvin kenapa?” tanya Shilla masih ngerasa aneh sama sikap Alvin.
“Dia itu...amnesia.”
“Amnesia???”
Mama Alvin mengangguk.
“Tapi kenapa dia cuma nggak inget sama Sivia?”
“Karena mungkin hanya ingatan tentang Sivia yang hilang. Tante mohon, jangan ceritakan apapun soal Sivia kepada Alvin!”
Shilla menelan ludah. Kok semuanya jadi gini?
“Oh iya, kami sekeluarga akan pindah ke Paris. Kamu ikut ya! Temani Alvin.” Pinta Mama Alvin. Shilla nampak berpikir.
“Kamu tenang aja, orang tua kamu sudah mengijinkan, lagipula disana juga kan ada kakakmu, Cakka.” Ucapnya. Shilla mengangguk.
Flas back: off
“Jadi dia....?” Sivia kaget begitu tau yang sebenarnya.
Shilla mengangguk, “Ini bukan mau gue!”
“Maafin gue, shil!”
“Nggak, gue yang harusnya minta maaf. Harusnya gue ceritain soal elo ke dia.”
“Tapi lo masih punya waktu, shil! Gue mohon bantu dia supaya inget lagi sama gue. Gue mau minta maaf sama dia...”
“Iya, gue pasti bantuin lo. Tapi...semua ini butuh waktu, vi!”
Sivia mengangguk, “Gue akan tunggu, sampe kapanpun...”
Sepertinya Sivia sudah sepenuhnya menyadari kesalahannya di masa lalu, dan Shilla juga merasa kalo sebenarnya Sivia yang lebih pantas ada di samping Alvin, meskipun itu artinya menyakiti hatinya sendiri. Tapi apapun itu asalkan Alvin bahagia.
Shilla duduk sendirian di pinggir kolam, kakinya dia masukkan ke air lalu tangannya asyik memainkan air itu. Dia terus memikirkan cara agar Alvin cepat mengingat Sivia tanpa terlalu memaksanya, karena jika Shilla terllau memaksa Alvin akibatnya akan fatal untuk Alvin sendiri. Tapi dokter sendiri juga pernah bilang kalo ingatan Alvin itu mungkin hilang permanen.
“Shil...” Alvin menepuk pundak Shilla pelan lalu duduk di samping gadis itu, Alvin membawa gitar kesayangannya lalu diberikan pada Shilla, “Kamu mau kan nyanyiin satu lagu buat aku?”
Shilla mendelik, “Apa?”
“Apapun, asalkan kamu yang nyanyiin.”
Shilla tersenyum lalu mengambil alih gitar Alvin, perlahan Shilla mulai memainkan gitar itu. Diikuti dengan suara lembut shilla.
Aku cinta mati padamu
Tak kan sanggup aku tanpamu
Bahagiamu itu bahagiaku
Dan setiap air matamu itulah juga kesedihanku
Aku cinta mati padamu
Jangan pernah meragukanku
Terlalu dalam cintaku ini
Mungkin aku bisa mati bila harus kehilangan dirimu
Bukan untuk sembarang hati
Aku katakan ini sungguh aku cinta kamu
Bukan untuk sembarang hati
Hingga nafas berhenti, aku rela berlelah untukmu
Aku cinta mati padamu
Jangan pernah meragukanku
Terlalu dalam cintaku ini
Mungkin aku bisa mati bila harus kehilangan dirimu
Bukan untuk sembarang hati
Aku katakan ini sungguh aku cinta kamu
Bukan untuk sembarang hati
Hingga nafas berhenti, aku rela berlelah untukmu
Bukan untuk sembarang hati
Aku katakan ini sungguh aku cinta kamu
Bukan untuk sembarang hati
Hingga nafas berhenti, aku rela berlelah untukmu
Prokk...prokk...prokk... Alvin bertepuk tangan, kagum dengan gadisnya. Matanya berbicara saat dia mengucapkan setiap kata dalam bait lagu itu. Benar-benar menggetarkan hatinya.
“Aku suka suara kamu.” Ucap Alvin tulus.
Shilla tersenyum tipis, dia yakin Alvin tidak akan pernah berbicara seperti itu padanya kalo ada Sivia di sisinya. Shilla semakin merasa bersalah.
“Shil...” Alvin menyentuh kedua belah pipi Shilla, menegakkan pandangannya hingga mereka saling bertatapan.
“Vin, aku boleh tanya sesuatu?” Shilla menyingkirkan tangan Alvin secara halus.
“Of course, what do you want to ask me?”
“If your first love come back, what will you do?”
“Are you believe me?”
Shilla mengangguk.
“I love you now, tomorrow and forever...”
“Are you sure?”
“Ya...”
Alvin menatap Shilla heran, dia mengenggam tangan, “What’s happened with you?”
“I feel well.”
“Sure?”
“Ya, I think...”
“Shilla, please don’t hide anything from me.Aku tau waktu kamu ada masalah. I know it, so don’t make me confused.”
“Sorry...”
“Tell me abou it!”
Shilla mendesah pelan, lalu diam untuk waktu yang cukup lama. Alvin mengambil gitarnya, memainkannya.
Kau berikan untukku
Satu alasan untukku tetap disini
Senyumanmu memburu hatiku
Menyadarkan jiwaku ku tak sendiri
Menemani batinku yang kadang sepi
Kau keindahan yang nyata untukku
Kau bisikkan untukku
Seuntai kata terangkai begitu merdu
Menyejukkan jasadku yang hangat
Saat peluh membasahi raga ini
Saat hati tak tau kemana lagi
Kau keindahan yang nyata
Hingga waktu kan menutup mataku
Karena kau buktikan untukku
satu kisah tentang kita yang teramat indah tuk terlupa
Sempurna bukan milik kita
Namun kau selalu ada untukku
Lengkapi hidupku dengan indah ....dengan indah
Hakikat tuk mencinta
Tak pernah luput dari kenyataan bahwa kita tak selalu tertawa
Bersama berdua tanpa air mata yang menghiasi hidupmu dan hidupku
Bukankah cinta datang karena kita berdua
Jalani hari lengkapi hati dengan senyum dan tangis bersama
Karena kau buktikan untukku
satu kisah tentang kita yang teramat indah tuk terlupa
Sempurna bukan milik kita
Namun kau selalu ada untukku
Lengkapi hidupku dengan indah ....dengan indah
Alvin mengakihiri lagu itu dengan indah.
Shilla tersenyum tipis, andai aja ada Sivia pasti Sivia yang saat ini sedang menikmati lagu itu disini. “Datang ke taman kota jam 4 sore. Kalo kamu datang lebih dari jam itu, aku akan pergi.” Ucap Shilla pelan tapi cukup terdengar jelas. Lalu beranjak dari tempatnya, meninggalkan Alvin.
“Aku nggak akan telat.” Gumam Alvin.
@taman kota
Alvin memadangi jam di tangannya. Jam masih menunjukkan pukul 15.45, harusnya shilla ada disini. Dia kan datang 15 menit lebih awal dari jam yang ditentukan, tapi Alvin sama sekali nggak menemukan sosok itu di taman, Alvin terus menjelajah setiap sudut taman dengan ekor matanya.
Tiba-tiba saja Alvin menepuk jidatnya sendiri, “Kok panik gini sih? Kan gue bisa telepon dia...”
Baru saja, Alvin mencari nama shilla di phone book-nya, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Alvin terseyum senang, dia yakin itu Shilla. Alvin langsung memeluknya, “Kamu kemana sih? Aku khawatir tau nggak?”
Alvin melepas pelukannya, mengamati wajah gadis yang dipeluknya tadi. Gadis yang berbeda, dan itu bukan Shilla.
“Elo?” Alvin kaget.
“Iya, ini aku vin, Sivia.” kata gadis itu sambil menunjuk dirinya sendiri.
Alvin celingukan, mencari Shilla. Kemana dia? Kenapa jadi Sivia yang datang kesini?
“Shilla yang nyuruh aku datang kesini...” ucap Sivia.
“Alvin membulatkan matanya, “Shilla? Terus kemana dia?”
Sivia menggeleng, “Dia cuma bilang kamu mau ketemu sama aku.”
“Hah? Dia bilang gitu?”
Sivia mengangguk, “Iya, katanya...”
“Tunggu! Gue dateng kesini karena dia yang minta, bukan untuk ketemu sama lo tapi untuk bicarain masalah dia.” Jelas Alvin.
“Masalah kita, vin...” tegas Sivia.
“Kita? Apa maksud lo? Gue nggak kenal lo, gue nggak pernah ketemu lo sebelumnya dan sekarang tiba-tiba lo dateng dan bicarain soal masalah kita?”
“Kamu masih belum ingat aku? Atau kamu emang sengaja lupa sama aku?”
“Tolong jangan bikin gue makin bingung!”
Sivia mengeluarkan liontin yang diberikan Alvin dulu, “Ini kamu yang ngasih waktu kamu nembak aku. Aku yakin sampai saat ini rasa itu masih ada kan?”
Alvin merasakan sakit yang sangat menjalar di bagian belakang kepalanya.
“Aku minta maaf karena ninggalin kamu buat Iyel, dan sekarang aku sadar kalo...”
“Stop it!!!! I don’t want to listen it again!” Sakit di kepala Alvin makin menjadi.
“Please, listen to me! You have to remember me...”
“Don’t force me!”
“Oke, maafin aku...aku cuma mau kamu inget lagi sama aku.”
“Dengerin gue baik-baik! Yang gue tau, gue itu tunangan Shilla, gue cinta sama Shilla bahkan orang tua kita udah mulai ngomongin pernikahan. Dan gue sama sekali nggak tau tentang elo...sorry...” Alvin beranjak. Tapi Sivia menahannya.
“Kamu mau kemana? Jangan tinggalin aku, vin! Tolong!” pinta Sivia.
“Gue mau cari Shilla.”
Sivia memeluk Alvin. Sementara itu dari kejauhan Shilla terus mengamati setiap gerak-gerik mereka. “Mereka udah balikan. Aku bahagia buat kamu, vin.” Gumam Shilla lalu pergi dari tempat persembunyiannya.
“Aku mohon jangan berontak, vin! Ijinkan aku ngerasain pelukan kamu sebelum aku belajar ngelupain kamu. Asal kamu tau, ngelupain kamu adalah hal tersulit dalam hidup aku karena aku pernah janji untuk jaga hati aku buat kamu selamanya....” Bisik Sivia sambil terus memeluk erat tubuh Alvin. Alvin menurut, dia diam tapi juga tidak membalas pelukan Sivia. Yang ada di pikirannya saat ini hanya Shilla Shilla dan Shilla. Apa ini yang dia maksud masalah? Tapi kenapa dia bisa ngelakuin ini sama Alvin? Apa Shilla udah nggak cinta lagi sama Alvin? Sampe-sampe dia bantuin Sivia, yang katanya mantan pacarnya ini, buat ketemu lagi sama Alvin. Buat apa dia ngelakuin ini semua?
Alvin mencari Shilla. Shilla yang tiba-tiba menghilang, semuanya nggak tau dimana Shilla karena sejak siang tadi Shilla pergi. Alvin berpikir keras, kira-kira tempat apa yang akan dia kunjungi saat hatinya sedang kacau? Kayaknya Alvin tau, dia segera melaju menuju tempat yang mungkin didatangi Shilla. Benar saja, Shilla duduk meringkuk di atas rerumputan. Samar-samar Alvin mendengar Shilla terisak, dia menangis. Alvin duduk di samping Shilla.
“Jangan bilang rela, kalo kamu sendiri nggak pernah relain aku buat Sivia.” kata Alvin. Shilla mendongak, menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir.
“Alvin....” ucap Shilla parau. Alvin mengusap air mata Shilla dengan kedua jempolnya, lalu mendekap gadis itu hangat.
“Jangan nangis! Aku nggak suka liat cewek nangis, dan aku juga nggak mau liat cewek aku nangis...”
Shilla melepaskan pelukan Alvin, menatap cowok itu heran, “Sivia??”
“Temen SMU kamu itu?”
Shilla menggeleng, “Dia...”
“Aku tau, tapi saat ini cuma ada kamu disini.” Alvin meletakkan tangan Shilla di dadanya. “Only you, girl!”
Shilla tersenyum.
“Aku nggak perlu ngulang kata-kata aku kemaren kan? Semuanya udah jelas. Siapapun Sivia di masa lalu aku, hati aku akan selalu buat kamu.”

Read More...
gravatar

Love is so complicated (ALVIN, RIO atau GABRIEL..??) --cerpen-- from nurzaita_1608's blog

@SMA BUMI HARAPAN 2

Aku berjalan menyusuri koridor sekolahku, aku melihat sekelilingku, aku sama sekali tak menemukan orang yg aku fikikan dari tadi, yap!! Orang itu bernama MARIO STEVANO ADITYA HALING kekasihku, aku dan dia berpacaran kurang lebih sekitar 7 bulan, dan tiba2 seseorang memegang bahuku sontak aku menoleh dan aku kaget melihat orang itu dan ternyata dia adalah

“ kak rio “ kataku kaget kesenengen lalu ku peluk dia, kak rio juga membalas pelukanku lalu kutatap wajahnya

“ kenapa sih vi..?? ada yg aneh ya sama wajahku..?? “ tanyanya, aku menggeleng dan tersenyum

“ aku kangen “ jawabku manja, orang yg ada didepanku hanya tersenyum lalu mengacak acak rambutku sehingga berantakan

“ baru juga aku tinggal 3 minggu udah kengen “ katanya, aku memajukan bibirku beberapa centi

“ jelek ahh ” katanya

“ abis.. tiga minggu aja kamu bilang baru.. terlalu.. “ kataku sambil merapikan rambutku yg berantakan

“ berantakan nihh rumbutku “ kataku manja

“ tenang aja masih kelihatan cantik kok “ pujinya

“ kekelas bareng deh yok “ ajaknya

“ hayokk “ jawabku

Diperjalanan aku dan kak rio hanya diem2an, aku gk tau mau ngomong apa lagi

“ sivia “ panggil seseorang, sontak aku mencari sumber suara

“ ya.. ada apa de..?? “ tanyaku pada orang yg memenggilku tadi, dia dea teman dekatku, dan aku tau mengapa dea memanggilku, kurogoh isi tas ku dan

“ via.. kamu cantik deh.. kamu baik.. kamu pinter lagi.. kam.. “ dea belom selesai melanjutkan kata2anya aku udah memotongnya dengan menyodorkan buku tulis kecil ke dea, dea menerimanya

“ tau aja kamu vi “ katanya, aku hanya tersenyum, hampir tiap hari dea menyontek buku ku jika dikasih tugas oleh guru maka dari itu aku tau mengapa dea memuji muji ku seperti tadi

“ dea nyontek..?? “ tanya kak rio, pandanganku tertuju padanya lalu aku mengangguk

“ baru tau?? “ tanyaku balik, kak rio hanya mengangguk

“ yaudah deh vi, aku kekelas dulu ya, belajar yg bener jangan suka nyontek kayak dea “ pesennya padaku, aku melirik ke dea, dia sepertinya tersinggung dengan ucapan kak rio barusan

“ biaren.. suka2 donk.. mau nyontek apa enggak yg penting ngerjain wleekkk “ kata dea menjulurkan lidah ke rio, rio membalasnya dengan menjulurkan lidah juga

“ oke “ itu kata2 terakhirku sebelum kak rio meninggalkan kelasku, aku masuk kedalam kelas dan menaruh tasku dibangku ku yg terletak di barisan nomor 3 paling pojok sebelah kanan, aku melihat temen sebangku aku, dia lagi senyum2 gk jelas, aku gk tau apa yg lagi ada difikirannya sekarang sampe senyum2 gitu, aku menganggap temen sebangku aku itu sudah gila

“ fy, kenapa sih kok kamu senyum2 gk jelas gitu kayak orang gila aja “ tanyaku, temanku yg bernama ify itu menoleh padaku, lalu noyor kepalaku

“ enak aja, aku gk gila tau Cuma lagi seneng aja “ katanya sambil ngelus2in gelang ditangannya, dan sekarang aku tau ify senyum2 gk jelas gara2 gelang itu

“ seneng kenapa sihh..?? “ tanyaku heran

“ nihh “ jawabnya sambil menunjuk gelang yg ia pakai

“ gelang?? “

“ iya, aku habis dibeliin gelang sama pacar aku hehe “

“ dikasih gelang aja kok sampe senyum2 gk jelas gitu lebay kamu fy,eh iya pacar kamu siapa sihh, aku kan sahabat kamu, jujur donkk fy “ tanyaku, ify yg tadi senyum2 gk jelas jadi bingung gitu, hmm.. emang ada yg salah sama omonganku??

“ mmm.. pa..pa..pacar ak..aku.. mm… mmm.. “ kata ify gagap

“ ngomongnya yg jelas donk fy “

“ ahh tau lah “ katanya sambi berjalan keluar kelas, aku menaikkan alisku yg sebelah kanan heran melihat sikapnya

“ anehh “ gumanku

tett… tett… tett… bel pun berbunyi mengharuskan semua siswa siswi masuk kedalam kelas masing2 untuk mengikuti pelajaran, setelah berjam jam aku mengikuti pelajaran disekolah akhirnya saat yg aku tunggu2 dateng juga yaitu pulang hehe


@Pulang sekolah

aku menunggu kakakku di gerbang sekolah tapi kakakku gk datang2, tiba2 sebuah motor suzuki satria berhenti didepanku, aku tau siapa orang itu

“ ayo naik “ suruhnya, tanpa berpikir panjang aku langsung menaiki motor itu diboncengannya

“ kakak dimana sih kak “ tanyaku pada orang itu

“ kakak kamu lagi ada rapat osis “ jawabnya

“ owh “ aku hanya meng-o-kan mulutku

“ aku disuruh sama kakak kamu buat nganter kamu pulang “ kata orang itu lagi

“ owh “ lagi2 aku meng-o-kan mulutku, beberapa menit kemudian sampailah aku dirumahku

“ makasih ya kak, gk mampir dulu kah..?? “ tanyaku

“ mm.. gk dehh vi, aku lagi banyak tugas besok juga ada ulangan, salam aja deh buat mama sama papa kamu…… “

“ lahh kak cakka..?? “ potongku

“ yee.. makanya jangan potong2 pembicaraan orang “ katanya kesal

“ hehe, maaf deh kak “ jawabku

“ salam rindu selalu ya buat kak cakka “ kata orang itu

“ jahhh, oke ntar aku bilangin ke kak cakka dapet salam rindu selalu dari kak agni hehe “ kataku

“ hehe, yaudah deh vi, aku pamit pulang dulu “ pamit orang itu yg bernama agni

“ okokok “ jawabku

“ assalamualaikum “ salamnya

“ waalaikum salam “ jawabku, aku langsung masuk kedalam rumah

“ sivia pulang “ kataku sambil menutup pintu rumahku, aku melihat seorang cowok putih bermata sipit sedang duduk disofa ruang tamu, aku langsung menghampiri orang itu, gk tau kenapa kok aku berani gini menghampiri orang itu??

“ maaf kamu siapa ya..?? “ tanyaku, orang itu menoleh kearahku lalu tersenyum, aku pun membalas senyumannya

“ saya temennya cakka, mm.. cakkanya ada..?? “ jawab dan tanyanya

“ kak cakka belom pulang, dia lagi rapat osis disekolahnya “ jawabku

“ owhh, yaudah dehh kalo gitu aku pamit pulang dulu “ katanya

“ kok buru2 “ tanyaku

“ terus mau ngapain lagi disini..?? “ tanyanya

“ ya, mmm… “ aku bingung mau jawab apaan

“ bingung kan..?? yaudah dehh aku pulang dulu “ katanya sambil memakai jaketnya

“ yahh, ngapain dulu gitu kek disini, buru2 amat sihh emang mau kemana..?? “ tanyaku kesel

“ gk kemana2 sihh hehe “ jawabnya

“ yaudahh temenin aku aja disini, aku lagi gk ada temen nihh, oh iya nama kamu siapa “

“ oke aku temenin dehh, nama aku ALVIN lengkapnya Alvin Jonathan Sindunata “ jawabnya

“ sekelas sama kak cakka ya..?? “ tanyaku

“ iya “ jawabnya

“ berarti aku satu sekolahan donkk sama kamu, tapi kok kayaknya aku gk pernah liat kamu disekolah ya “ kataku bingung

“ emang gk pernah, aku aja baru masuk disana seminggu yg lalu “ jawabnya

“ owhh.. pantesan hehe “

“ kamu kelas berapa..?? “

“ 11 kak “ jawabku

“ owhh, eh nama kamu siapa sihh “ tanya kak alvin padaku

“ SIVIA AZIZAH cewek paling cantik sedunia “ jawabku, tiba2

KREKKK… aku dan kak alvin menoleh kesumber suara, kak cakka pulang, saat kak cakka melihatku dan kak alvin matanya terbelalak, aku tau pasti dia lagi kaget

“ heh, ngapain kalian berdua “ tanya kak cakka curiga

“ apaan sih kak, aku gk ngapa2in juga sama dia “ jawabku

“ jangan bohong “

“ terserah dehh kalo kamu emang gk percaya, kita berdua aja lohh Cuma ngobrol2 doank iya gk siv..?? oh iya cakk aku pinjem buku LKS mtk kamu donk mau aku fotocopy “ kata alvin

“ jangan panggl siv kak panggil via aja “ kataku

“ ohh oke2 “ jawab alvin

“ kamu tunggu dulu dehh vin, aku ambilin lksnya “ kata kak cakka sambil berjalan menuju kekamarnya, beberapa menit kemudian kak cakka dateng sambil membawa buku lks yg mau kak alvin pinjem

“ nihh “ ucap kak cakka sambil nyodorin buku lksnya, kak alvin mengambil buku itu dan berpamitan pulang

“ oke, aku pinjem dulu ya, yaudah deh aku pulang dulu, gk enak kalo lama2 takut ngerepotin “ pamitnya

“ kapan2 main kesini lagi ya kak “ kataku, kak alvin mengacungkan jempolnya, aku langsung menuju kekamar


@kamarku

Sesampainya dikamar aku langsung bergegas mandi karena siang ini jam 2 aku diajak jalan2 bareng sama ify, dea dan zevana, aku melirik jam dinding dikamarku, jam itu menunjukkan pukul 13.35, aku berlari kecil menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku turun ke ruang keluarga disana aku melihat hanya ada kak cakka, pasti mama belom pulang, aku duduk disebelah kak cakka

“ mau kemana vi..?? jalan sama rio..?? “ tanya kakakku

“ jalannya bener tapi orangnya salah “ jawabku

“ lahh terus kamu mau jalan bareng siapa..?? “ tanya kak cakka

“ sama “ aku belom selesai berbicara kak cakka memotongnya

“ alvin ya..?? kalo rio tau gimana..?? bisa2 kamu diputusin langsung lohh ama rio “ potong kak cakka, aku menoyor kepalanya

“ bukan sama kak alvin dan kak rio, tapi sama ify, dea, dan zeze kakak “ kataku kesal, tiba2 Hpku bergetar

Drtzz… dtrzzz..drtzz…. aku melihat layar di Hpku

1 messages
From : ipykuhibiniyu

“ siapa vi..?? “ tanya kak cakka

“ ify kak “ jawabku

“ apa isinya “ tanya kak cakka lagi

“ ini juga baru mau aku buka “ jawabku

-----------------------------------------------

From : ipykuhibiniyu

Pia.. kamu dimana..?? aku, dea, ama zeze ada didepan rumahmu

-----------------------------------------------

To : ipykuhibiniyu

Iya tunggu sebentar, ntar lagi aku keluar kok ;)

-----------------------------------------------

“ kak aku pergi dulu ya, udah ditungguin dea, ify sama zeze didepan “ pamitku

“ hmm “ jawab kakakku, aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan langsung menghampiri teman2ku yg telah menungguku diluar


@halaman rumahku

“ lama ya “ tanyaku

“ gk kok, yaudah buruan gihh naik, tapi dibelakang bareng ama zevana hehe “ jawab ify

“ okokok “ jawabku dan langsung masuk kedalam mobil dea dan duduk dibelakang bareng zevana

“ mau kemana nihh “ tanya dea yg lagi nyetir mobilnya

“ ke mall aja yukk “ ajak ify

“ boleh2 “ jawabku, aku melirik kezevana, astaga penyakitnya zevana kumat lagi, dia begitu asik membaca buku yg ia pegang, dasar kutu buku.. batinku, sesampainya di mall aku dan teman2 belanja sepuasnya, hingga kini jam menunjukkan pukul 19.00

“ ehh udah malem nihh, pulang yukk “ ajakku

“ hayukk “ jawab teman2ku

Aku dan teman2ku berjalan menuju tempat parkiran dimana mobil dea diparkirkan, aku langsung memasuki mobil dea bersama ify dibelakang

“ ehh aku laper nihh, kalian laper gk..?? “ tanya ify sambil mengelus ngelus perutnya

“ iya sama aku juga laper, gimana kalo kita makan dulu, di situ “ kata dea sambil menunjuk sebuah café yg ada namanya café chocolate

“ jangan ahh, disana aja kalo yg itu kan khusus coklat aja aku gk suka coklat “ tolak ify sambil menunjuk café resto

“ disana aja lah fy, de lebih enak kok “ kata zevana sambil menunjuk café yg ada disebelah café resto bernama cube café

“ dari pada kalian berantem mending di café itu aja dehh adil “ kataku sambil menunjuk café bernama daddy’s cafe

“ yaudahh dehh “ kata temen2ku


@daddy’s café

Saat aku mau memasuki pintu dicafe itu aku menabrak seseorang, barang2 yg orang itu bawa jadi berserakan dibawah, aku mau membantunya dan secara gk sengaja tangan orang itu memegang tanganku saat aku mau mengambil kertas yg seperti sebuah undangan, aku menatap orang itu, betapa kagetnya aku setelah tau ternyata orang itu adalah

“ kak alvin “ kataku benar2 kaget

“ maaf kak, maaf.. aku bener2 gk sengaja, maaf ya, kakak gk kenapa2 kan..?? “ tanyaku

“ iya.. iya.. aku gk kenapa2 kok “ jawabnya

“ hehe “

“ sama siapa kamu kesini..?? “ tanya kak alvin padaku, aku menunjuk temen2ku

“ owhh “

“ kak alvin sendiri sama siapa..?? “ tanyaku

“ sendiri “ jawabnya

“ owhh “

“ via, ntar pulang bareng aku yukk “ ajaknya, sontak aku kaget mendengarnya bukan hanya aku yg kaget temen2ku juga, lalu ify membisikiku

“ jangan mau vi, ntar kalo rio tau gimana coba “ bisik ify, aku menatap kak alvin yang lagi pasang muka ngarep, aku kembali menatap teman2ku memberi kode2 rahasia memohon agar untuk kali ini aku mau pulang bareng dia, dea dan zevana mengangguk tetapi tidak untuk ify, aku melihat ify nampak kesal

“ kalian mau kemana nihh “ tanya kak alvin padaku dan teman2

“ mau makan kak “ jawab ify

“ owhh, yaudah dehh vi, kamu makan aja dulu aku tunggu kamu sampe selesai “ kata kak alvin

“ kak alvin nungguin aku dimana..?? “ tanyaku

“ aku tunggu kamu diluar “ jawabnya

“ kakak ikut kami aja dehh “ ajakku

“ hellow sivia azizah, kalian semua cewek gk enak kan kalo aku cowok sendiri “ tolaknya

“ bodo, yg penting bareng kita aja ok ;) “ kataku sambil menyeret tangan kak alvin dan kusuruh dia duduk disebelahku

“ gila kamu vi, aku cowok sendiri nihh gk pd “ marah kak alvin

“ alahh, biaren aja dehh kak, kalo ada yg ngomongin kakak gk usah ditanggepin, gampangkan.. “ jawabku santai

“ kalian berdua ada hubungan apaan sihh kok deket gitu “ tanya ify

“ aku aja kenal dia baru tadi siang “ jawabku

“ hah?? Kok bisa langsung deket gitu?? kayak udah kenal bertahun tahun malah “ kata dea kaget, aku dan kak alvin mengengkat bahu bertanda tak mengerti

“ mau pesen apa mbak mas “ tanya pelayan yg tiba2 dateng

“ seafood sama milkshake strawberry “ jawab ify

“ aku sama seperti ify “ jawab dea

“ aku juga “ jawab zevana

“ aku apa ya?? Masalahnya aku gk suka makanan kayak begituan plus bingung pula mau pesen apaan “ kataku sambil mikir2

“ yaudah deh mbak stick daging 2 minumnya jus avocado, 2 juga ya mbak “ jawab kak alvin

“ udah kan..?? “ sambung kak alvin lagi

“ lohh, kok udah kabur aku kan belom pesen, oh iya kak pesennya banyak banget, kakak makan sendiri ya, gila.. kakak kuat makan sebanyak itu ckckck, oh iya kakak kan habis dari sini pastinya kan udah makan kok makan lagi pesennya 2 lagi “ tanyaku panjang lebar

“ aku pesennya gk aku makan sendirian tau, yg satunya kamu, kamu kelamaan mikir yaudah aku aja dehh yg mesenin hehe, aku habis dari sini karena café ini punya tante aku, aku disuruh sama mama aku buat ngasihin undangan , ngerti “ jawab kak alvin panjang lebar

“ owhh, ngerti..ngerti..ngerti.. “ jawabku sambil ngikutin upin dan ipin, tak beberapa lama pelayan tadi dateng sambil membawa makanan yg aku dan temen2 pesen yg dibawa dengan sebuah nampan

“ makasih mbakk “ kataku, pelayan itu tersenyum, setelah selesai makan aku dan kak alvin pulang


@perjalanan

“ kak jangan ngebut2 aku takutt “ teriakku, kak alvin pelanin gasnya

“ via “ panggilnya

“ iya kak, kenapa..?? “ tanyaku

‘ ikut aku bentar yukk “ ajaknya

“ kemana kak..?? udah malem nihh “ tanyaku

“ mau apa gk “ tanyanya

“ iyadeh, tapi jangan lama2 ya “

“ ok ;) “ jawabnya, kak alvin kembali ngebut dan gk sengaja tubuhku terdorong kedepan dan memeluk kak alvin, rona merah kini telah menghiasi wajahku


@taman kota

“ ihh kakak indah banget tamannya, aku kok gk tau ya tempat kayak beginian padahalkan aku sering keluar “ kataku kagum pada pemandangan sekitar

“ kamu kan katrok jadi gk tau tempat kayak beginian hehe “ kata kak alvin, aku langsung jitak kepalanya

“ enak aja bilang aku katrokk “ marahku

“ emang katrok kan..?? “

“ kak alvinnnnnnn “ saking keselnya aku mukul2in kak alvin

“ auww.. auw.. sakit vi.. ampun “ katanya, aku langsung berhenti mukulin kak alvin

“ makanya jangan gitu donkk “

“ iya nona “ jawab kak alvin

beberapa saat kemudian….

“ via pulang yukk udah malem, makin dingin juga nihh “ ajak kak alvin

“ hayukkk “ jawabku lalu kak alvin mengantarkanku sampai dirumah tanpa lecet sedikitpun hehe :DD

Keesokan paginya…

DUBRAKKK… aku terjatuh dari tempat tidurku

“ aww… sakitt.. “ rintihku sambil mengelus ngelus pantatku yg tadi jatuh duluan

“ jam berapa nihh “ gumanku, aku langsung melirik jam dinding yg ada dikamarku, jam itu menunjukkan pukul 06.20

“ hwaa…. Jam enam lewat.. mati dah “ teriakku heboh, tanpa berpikir panjang aku langsung berlari menuju kekamar mandi. Setelah selesai mandi aku turun menuju ruang makan, aku mencomot roti bakar bikinan mamah yg udah tersedia dimeja makan

“ kesiangan ya sayang “ tanya mamaku. Aku hanya mengangguk sambil memakai sepatuku

“ tin.. tin… tin.. “ Terdengar suara klakson motor di depan rumahku, aku langsung berpamitan dengan mamaku lalu nyamperin seseorang yg telah menungguku diluar

“ sorry kak lama “ maafku

“ ngapain aja sihh kamu didalem “ marah kakakku, kak cakka

“ kesiangan kak “ jawabku

“ yaudah buruan gihh naik “ suruhnya, aku langsung menaiki motor kakakku diboncengannya, dan kami pun langsung menuju keseolah


@SMA BUMI HARAPAN 2

Setelah sampai aku langsung menuju kekelasku meninggalkan kak cakka sediri, untung aja gk telat hehe :D

Sesampainya dikelas…

Aku taruh tasku dibangkuku lalu menghampiri zevana

“ ze.. kamu kenapa kok nangis..?? “ tanyaku, zevana nyodorin buku ke aku, aku menerimanya lalu membacanya

“ gara2 baca ni novel ampe nangis ckckck, aku kira apaan zevana.. zevana “ kataku, zevana Cuma nyengir

“ abisnya ceritanya bagus sihh “ jawab zevana, tiba2

tett…tett…tett… belpun berbunyi, aku langsung kembali kebangkuku dan duduk disitu

“ sivia “ panggil ify, aku menoleh ke ify

“ napa vi..?? “ tanyaku

“ cowok yg kemaren siapa kamu..?? “ tanyanya

“ kan aku sudah bilang ify sayang, dia tuh temen kakak aku, kak cakka, aku aja kenal dia baru kemaren kok “ jawabku

“ owhh, yaudah dehh kalo gitu “ kata ify, dan obrolanku dengan ify harus berhenti ketika pak duta memasuki kelasku, 2 jam telah berlalu dan kini saatnya istirahat

“ fy, de, zeva kekantin yok laper nihh “ ajakku

“ aku lagi ada urusan vi sama seseorang “ tolak ify

“ owhh, yaudah dehh ayo de, ze “ ajakku lagi

“ sorry vi, aku gk bisa aku mau ngelanjutin baca novelku yg tadi “ tolak zevana juga

“ yahh.. kok pada gk bisa semua kamu bisa kan de “ tanyaku

“ mm… gimana ya “ kata dea sambil berpikir

“ ayolahh “ pintaku

“ okokok, tapi traktir aku “

“ dea mahh gitu “

“ iya2 ayo “ jawabnya


@kantin

“ pak bakso sama tehnya ya “ pesenku kepenjual bakso disekolahku namanya pak pardi

“ iya mbak, tunggu yahh “ jawab pak pardi

“ vi “ panggil zevana

“ hmmm.. “ jawabku

“ tuhh cowok cakep yaa “ kata dea sambil menunjuk seorang cowok, aku mengikuti apa yg dea sekarang liat, mataku terbelalak kaget setelah tau orang yg ditunjuk dea tadi

“ ray “ tanyaku ke dea tak percaya

“ iya ray, dia sepupu kamu kan..?? “ jawab dan tanyanya

“ iya, kamu suka sama ray “ tanyaku

“ heemb “ jawabnya, kaget aku mendengarnya, waduhh gaswat kalo sampe dea tau siray udah punya pacar batinku

“ tapi ray kan udah punya pacar “ kata dea lesu

“ ehh, kok kamu tau..?? “ tanyaku

“ ya taulah “ jawabnya, tiba2 pak pardi dateng membawa 2 mangkok berisi bakso dan 2 gelas es teh

“ ini dekk bakso sama tehnya “ kata pak pardi

“ iya pak, makasih ya “

“ iya “ jawabnya lalu kembali menyiapkan bakso2 yg lagi dipesen

“ kapan kamu de mulai suka sama ray sicebol itu..?? “ tanyaku sambil menyeruput es teh

“ sejak pandangan pertama pas SD “ jawabnya, aku langsung keselek dengernya

“ uhukk.. uhuk.. “

“ hati2 donkk via “

“ hehe.. lama bener kamu suka sama dia de ckckck “

“ udah deh vi gk usah dibahas, makan dulu aja keburu dingin baksonya “ suruh dea

“ hmmm “ kataku dan kembali melanjutkan makanku, tiba2

tett…tett…tett… bel berbunyi untunglah bakso yg aku makan udah abis hehe :D aku dan dea segera menuju kekelas


@kelas

“ waduhh gawat ify kumat lagi gilanya, bisa2 nihh sekolah jadi rumah sakit gila dadakan dehh ntar “ candaku

“ enak aja, lagi seneng nihh “ jawabnya

“ seneng kenapa..?? dikasih gelang lagi, mana sini coba aku liat “ pintaku

“ aku gk dikasih gelang tau tapi aku diajak jalan berdua besok malem ditaman kota hehe “ jawab ify keceplosan

“ upsss “ katanya lagi pas sadar

“ hahay, diajak jalan aja kok sampe seneng gitu sihh ckckck “ kataku

“ biaren :P “ jawabnya sambil julurin lidahnya keaku, aku membalasnya dengan ngejulurin lidah juga

Setelah sekian lama aku menunggu tuk pulang, akhirnya pulang juga dehh

“ via.. “ panggil seseorang aku menoleh kesumber suara

“ ehh kak alvin “ kataku, tiba2 sebuah motor ninja bewarna biru berhenti didepanku, aku tau orang yg menaiki motor ninja biru itu dia kak rio kekasihku

“ via.. “ panggilnya

“ iya kak “

“ pulang bareng yuk, kita kan jarang pulang bareng lagian kakak kamu udah pulang duluan kok sama agni gara2 agni gk bawa motor “ aku melirik ke kak alvin, hmm.. gk tau kenapa rasanya aku malah pengen pulang bareng kak alvin, rasaku kedia dan kak rio sangat berbeda jauh, jika aku deket dengan kak rio aku seperti biasa aja gk ada rasa deg2an, tapi jika aku bersama kak alvin jantungku selalu berdebar sangat kencang gk tau kenapa, tapi aku sayang banget sama kak rio haduhh jadi bingung aku, kok jadi plin plan gini sihh aku pikirku

“ udah jangan kebayakan mikir, buruan gih naik “ suruhnya, aku langsung naik dimotor kak rio

“ kak aku pulang duluan ya sama kak rio “ pamitku

“ iya “ jawab kak alvin, aku pun diantarkan oleh kak rio sampai dirumah

Sesampainya…

“ makasih ya kak, gk mampir dulu “ kataku

“ gk usah deh vi, aku lagi banyak tugas dari guru sinting aku hehe “ jawabnya

“ owhh, emang siapa kak guru sintingnya “ tanyaku

“ pak dave hehe, yaudah aku pamit pulang dulu ya “ katanya

“ iya kak “ jawabku dan CUPPP… ciuman kak rio mendarat dipipiku

“ ehh kak “ kataku salting

“ hehe.. sekali2 :P, aku pulang dulu ya, dah via “ pamitnya lagi

“ dahh “ jawabku aku langsung masuk kedalam rumah

“ sivia pulang “ kataku pas aku membuka pintu, aku langsung menuju kekamarku yg terletak dilantai dua, sesampainya dikamar aku mengganti pakaianku, melepas kaos kaki dan sepatuku lalu ku taroh dirak sepatu, menaroh tasku dimeja belajar setelah selesai kurebahkan tubuhku ditempat tidur, menatap langit2 kamarku, tiba2 tok… tok… tok… ada yg mengetuk pintu kamarku

“ sivia, ini mamah sayang “ kata seseorang dari luar kamarku yg tak lain adalah mamaku

“ masuk mahh.. gk dikunci kok “ jawabku

KREKKK… mamaku membuka pintu kamarku

“ sivia ikut mama ya “ ajak mamaku

“ kemana mah..?? via males ahh “ tolakku

“ ayolah via ini semua ada hubungannya sama kamu “ bujuk mamaku

“ huftt.. iya deh iya via ikut tapi jangan lama2 soalnya via ngantuk jadi pengen tidur “ jawabku ½ gk ikhlas

“ yaudah via sayang, mama tunggu dibawah ya, oh iya kamu ganti baju yg bagus gihh “ suruh mamaku langsung keluar dari kamarku, aku heran melihat sikap mama

“ anehh “ gumanku, aku langsung mengganti pakaianku yg lebih sopan dan tertutup soalnya aku kebiasaan sih kalo dirumah pake celana pendek sama pake baju singlet gitu hehe :D, tak bearapa lama aku keluar dari kamar memakai kaos biasa yg ada gambarnya kartun babi bewarna kuning dan jaket biru muda serta celana levis hitam panjang

“ eh kak cakka, kok udah rapi gitu..?? mau jalan sama kak agni ya..?? “ tanyaku

“ cerewet kamu ahh, aku dipaksa nihh sama mamah buat ikut gk tau kemana “ jawab kakakku kesal, tak lama kemudian mamaku menghampiriku dan kak cakka

“ ayoo berangkat “ ajak mamaku, aku mamaku, dan kak cakka langsung masuk kedalam mobil toyota fortuner berwarna silver yg udah siap dihalaman depan rumahku, kak cakka sama mama duduk didepan dan aku dibelakang


@perjalanan

“ mah.. emangnya mau kemana sihh..?? “ tanyaku

“ kerumahnya temen mama namanya tante bella “ jawab mamaku

“ emang ngapain sih mah kesana..?? “ tanya kakakku, aku mendengar dari nada bicaranya tampak kesal

“ ntar kamu juga tau “ jawab mamaku


@Rumah Tante Bella

Kak cakka memarkirkan mobilnya di bawah pohon mangga yg agak besar, terlihat sebuah rumah gede ber cat putih aku melihatnya kagum

“ ayo turun “ suruh mamaku, aku dan kak cakka langsung turun dan langsung mengikuti mamaku, tiba2 seorang tante2 seumuran dengan mamaku membuka pintu

“ eh udah dateng, mari masuk “ katanya, aku yakin itu tante bella, aku, mama dan kak cakka langsung masuk kedalam rumah itu, ruangannya lumayan luas tapi tetep aja luasan ruangan yg ada dirumahku hehe :P

“ duduk dulu jeng, mau minum apa..?? “ tanya tante bella

“ gk usah repot2 tante “ kataku, tante bella menatapku sambil tersenyum

“ gk apa2 namanya juga tamu, sebentar saya panggilkan pembantu saya dulu ya “ kata tante bella

“ bikk sartii “ panggil tante bella dengan nada yg lumayan keras, tak lama kemudian orang yg dipanggil tante bella dateng

“ iya nyonya ada apa “ tanya orang itu yg bernama sarti

“ tolong bikinkan minuman buat tamu saya ya “ suruh tante bella

“ baik nyonya “ jawabnya sambil pergi menuju ke tempat tujuannya yaitu dapur

“ gimana kabarnya jeng “ tanya mamaku

“ baik “ jawab tante bella

“ ini lohh jeng anakku cantik kan..?? “ kata mamaku sambil merangkulku

“ iya jeng cantik.. manis pula “ tante bella memujiku

“ nahh kalo yg ini anak saya yg pertama namanya cakka “ kata mamaku sambil menunjuk cakka

“ cakep juga jeng anaknya “ puji tante bella

“ anakmu mana jeng..?? kok gk kelihatan dari tadi..?? “ tanya mamaku

“ oh iya, sebentar ya jeng saya keatas dulu panggil anak saya “ katanya

“ iya.. iya.. “ jawab mamaku, tante bella langsung menuju kelantai dua tak berapa lama tante bella turun dengan seorang cowok cakep, keren, tinggi, manis, mempesona, wangi, dan ganteng *penulis lagi kesengsem sama cowok ini soalnya hehehe :D*

“ nahh ini lohh jeng anakku, gimana cakep kan..?? “ kata tante bella

“ cakep kok jeng, cocok banget sama via “ kata mama membuatku kaget

“ maksud mama..?? “ tanyaku, baru saja mamaku mau menjawab bikk sarti dateng sambil membawa beberapa gelas berisi jus jeruk diatasnya yg dibawa dengan nampan

“ makasih ya bikk “ kataku

“ i..i..iya… non “ jawabnya

“ mah maksudnya apa yg mama katakan barusan “ tanyaku

“ kamu ajak sivia jalan2 dulu gihh “ suruh mamaku pada cowok anaknya tante bella

“ mamahh..!!!!!! apa2an sihh, via gk mau jalan2 bareng sama cowok itu, kenal aja enggak kok, ntar kalo rio tau gimana bisa2 sivia diput.. “ kata2ku dipotong oleh tante bella

“ rio..?? siapa dia..?? “ tanya tante bella, aku mau menjawab tapi udah keduluan sama mama

“ rio itu sahabatnya sivia jeng, iya kan cak, via “ kata mamaku, aku kaget mendengarnya aku mau menjawab tapi mama melototiku jadi aku urungkan niatku

“ iya tante “ jawabku sambil menunduk

“ yaudah kalian berdua jalan2 dulu gihh “ suruh tante bella

“ tapi tante, sivia gk.. “ kata2ku terhenti saat mama mencubitku

“ auww “ rintihku, aku kembali menatap mamaku, mamaku melotot kearahku, aku jadi takut dann

“ enggak kenapa “ tanya tante bella curiga

“ mm.. sivia gk mau kalo Cuma berdua.. iya.. sivia gk mau kalo Cuma berdua aja dengan dia “ jawabku sambil menunjuk cowok anaknya tante bella

“ mending bertiga aja bareng2 sama kak cakka “ usulku

“ tenang aja, anak tante gk bakalan macem2 kok sama kamu “ kata tante bella

“ iya kalian berdua aja biar cakka disini bareng mamah sama tante bella “ kata mamaku lagi, aku hanya mengangguk pasrah

“ ayokk “ ajak cowok itu sambil menggandengku, aku berusaha melepaskannya tapi gk bisa, dia terlalu kuat menggenggam tanganku, sesampainya diteras depan rumah tante bella cowok itu melepaskan genggamannya

“ apaan sih kamu seenaknya aja gandeng2 tangan orang “ marahku pada cowok itu

“ udahlahh jangan banyak bacot, mendingan sekarang kamu ikut aku “ ajak cowok itu

“ apa..?? ikut kamu..?? ishh gk dehh, mending aku tidur bareng monyet sekalian “ jawabku menolak ajakannya

“ beneran mau tidur bareng mnyet..?? “ tanyanya

“ ngg… nggak sihh “ jawabku

“ yaudah makanya ikut aku “

“ ihh.. kalo aku gk mau ya gk mau “ tolakku

“ aku akan jelasin semuanya “ kata cowok itu

“ maksud kamu..?? “ tanyaku yg benar2 tak mengerti

“ aku akan jelasin mengapa mereka ngelakuin ini “ jawabnya

“ ok aku ikut tapi jangan macem2 “ kataku

“ siapa juga yg mau macem2 sama kamu “

“ ahh terserahmu dahh, emang mau kemana..?? “ tanyaku

“ kamu tunggu disini aku keluarin motorku digarasi dulu “ suruhnya

“ hmmm “ hanya itu yg bisa aku balas, beberapa menit kemudian dia dateng dan aku langsung naik keboncengannya lalu aku diajak kesesuatu tempat sama cowok itu


@danau

Aku diajak kesebuah danau sama cowok itu

“ cepetan gihh, jelasin semuanya “ suruhku

“ masa sambil jalan sihh.. duduk disitu aja yukk “ ajaknya sambil menunjuk bangku yg kosong

“ huftt… iya dehh “ jawabku, aku dan cowok itu langsung duduk dibangku tersebut

“ oh iya aku kan belom tau nama kamu, nama kamu siapa..?? truss kelas berapa..?? sekolahnya dimana..?? “ tanyaku

“ kurang banyak pertanyaannya neng “ jawab cowok itu

“ udah buruan jawab “ paksa aku

“ nama aku GABRIEL STEVENT DAMANIK kelas 12 sekolahnya di SMA HARAPAN JAYA, kamu sendiri “ jawab dan tanyanya

“ owh, berarti aku harus panggil kamu dengan sebutan kak gabriel donkk, aku SIVIA AZIZAH kelas 11 sekolah di SMA BUMI HARAPAN 2 “ jawabku

“ jangan panggil kak gabriel “

“ lahh terus panggil apa donkk kak..?? “ tanyaku

“ panggil kak iyel aja “ jawabnya

“ oke dehh ka, oh iya katanya mau jelasin semuanya, jelasin gihh “ suruhku

“ sebenrnya kita berdua dijodohin ama orang tua kita “ jawabnya, JDERRRRRRRR hatiku bagaikan kesambar petir kaget aku mendengar pernyataan yg terlonntar dari mulut kak iyel, orang yg baru aku kenal tak lebih dari 1 jam, aku langsung dijodohkan dengan dia, tapi gimana dengan rio..?? aku sangat menyayanginya aku gk mau kelihalangan dia, bener2 SHOCK aku mendengarnya

“ a..a..apa.. ki..kita.. ber..du..dua.. di..jo.doh..kan “ tanyaku, siapa tau barusan aku hanya salah denger

“ iya “ jawabnya

“ ta..tapi.. ak..aku.. engg..gakk.. ma..mau… pi..pisah.. sa..sama.. ri..rio “ kataku kini air mataku telah jatuh membasahi pipiku

“ emang kamu doang apa.. aku juga gk mau kehilangan shilla “ jawab kak iyel

“ jadi kita harus gimana..?? “ tanyaku

“ aku gk mau bikin mama kecewa “ jawab cowok itu, aku menatapnya

“ jadi kamu setuju dengan perjodohan ini “ tanyaku, dia mengangguk

PLAKKK… aku menampar pipinya

“ kenapa kamu setuju..?? bukannya kamu gk mau kehilangan kekasihmu itu “ tanyaku emosi

“ sebenernya aku gk setuju, tapi ini buat mama aku, demi mama aku rela ngelakuin apa saja, nyawapun aku relain yg penting mama bisa bahagia, aku gk mau bikin mama kecewa, dan mama punya penyakit jantung aku gk mau penyakitnya kumat gara2 aku tak setuju dengan perjodohan ini “ jelas kak iyel

“ ma..maaf.. kak.. aku egois “ kataku meminta maaf ke kak iyel sambil menundukkan kepala, kak iyel membelai rambutku dengan lembut

“ gk apa2 kok aku ngerti, awalnya kamu pasti gk terima tapi lama2 kamu pasti bisa terima kenyataan ini kok sama seperti aku “ kata kak iyel

“ hikz.. hikzz.. “ aku menangis, kak iyel memelukku setelah langit berganti menjadi berwarna orange kak iyel mengantarkanku pulang


@Rumahku

“ gk mampir dulu kak “ tanyaku

“ gk vi.. udah maghrib “ jawabnya menolak

“ owhh, yaudah dehh kak aku masuk dulu ya “ pamitku

“ oke ;), aku pulang dulu ya “ pamitnya juga

“ iya kak, hati2 dijalan “ pesanku

“ oke via cantik “ jawabnya dan berlalu, setelah sosok kak gabriel gk kelihatan lagi aku masuk kedalam rumah

“ sivia pulang “ kataku pas membuka pintu, mama yg kebetulan ada diruang tamu langsung memanggilku

“ sivia “ panggil mamaku, aku menoleh

“ kamu duduk dulu disini sayang “ suruhnya, aku berjalan menuju mamaku dan duduk disofa sebelah mamaku

“ kenapa mah..?? “ tanyaku

“ kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan rio saat ini “ kata mamaku

“ maaf mahh.. tapi via gk bisa “ ucapku menolak suruhan mamaku

“ SIVIA kamu harus melakukan apa yg disuruh sama mama kamu “ kata papaku yg tiba2 dateng

“ tapi pahh, mahh, kenapa..?? owhh atau karna perjodohan aku dengan kak iyel..?? “ kataku

“ nahh kamu udah tau gitu “ kata papaku

“ tapi pah, mah, sivia sayang sama kak rio dan sivia gk mau kehilangan kak rio sivia gk bisa “ kataku dan… lagi2 air mataku membasahi pipiku

“ kamu harus bisa “ ujar papaku

“ sivia dan kak iyel gk saling mencintai pah, mahh “ kataku

“ lama2 juga suka “ jawab mamaku, keterlaluan.. aku gk tahan lagi berada disitu aku langsung berlari menuju kekamar sambil menangis


@kamar

Aku menangis sejadi jadinya, tangisku kini meledak, aku gk bisa terima ini semua, aku gk bisa terima kenyataan ini, aku gk bisa, Tok.. tok.. tok.. aku mendengar ada yg mengetuk pintu kamarku

“ vi.. aku cakka boleh aku masuk..?? “ katanya

“ masuk aja kak “ jawabku, kak cakka membuka pintu kamarku dan menutupnya kembali lalu dia duduk disebelahku

“ sabar ya vi “ katanya

“ kenapa harus sivia kak..?? kenapa..?? “ tanyaku, kakaku gk menjawab pertanyaanku dia mengelus ngelus rambutku dengan lembut

“ kamu hadapi semuanya dengan sabar ya “

“ sivia gk bisa terima kenyataan ini kak.. kenapa harus sivia kenapa bukan iyel aja “

“ sabar ya vi “

“ gimana aku bisa sabar kak, papah sama mama nyuruh aku buat mengakhiri hubungankudengan rio “

“ orang sabar pasti disayang tuhan percaya itu “

“ tapi sampai kapan sivia harus bersabar kak..?? “

“ … “

“ kak sivia tidur dulu aja ya “ kataku

“ iya.. tidur yg nyenyak ya “ kata kakakku sambil menyelimutiku dengan selimut yg tebal

“ makasih kak “

“ iya masama, mimpi yg indah ya “ katanya sambil keluar dari kamarku

“ met bobo “ itu kata2 kak cakka sebelum menutup pintu kamarku, aku duduk kembali, sebenernya aku sama sekali tak merasa ngantuk aku berbohong pada kak cakka karena aku lagi ingin sendiri, aku berjalan menuju balkon kamarku, aku melihat keatas langit, bintang2 bertaburan diatas sana, kuakui malam ini terlihat sangat begitu indah tapi tidak untuk hatiku yg sekarang, hatiku sakit menerima semua kenyataan yg hatus kulakukan, bulan kini makin meninggi, udarapun sangat terasa dingin, suasana juga begitu sangat sepi, sebagian rumah tetangga juga ada yg dimatikan, tapi aku tak tau mengapa aku sama sekali tak merasa ngantuk padahal sudah larut malam, mana dingin banget lagi udaranya, beberapa saat kemudian semua lampu sudah pada mati, aku melirik jam tanganku, astaga ternyata sudah jam 2 pagi, mataku juga terasa ngantuk
1 detik… 2 detik… 3 detik…
aku memejamkan mataku lalu terlelap dan menyelami samudra mimpi

keesokan paginya…

“ hoamm “ uapku ketika bangun, aku terkejut saat aku bangun bukan ditempat tidur malah dikursi balkon kamarku, setelah ku ingat2 kembali, oh iya semaleman kan aku disini hehe batinku, aku mau mandi tapi gk tau kenapa kepalaku sangat pusing dan terasa berat, dan tiba2 aku ambruk tetapi ada seseorang yg menahan tubuhku, aku mencoba melihat orang itu, wajahnya gk terlalu jelas aku lihat

“ sivia kamu kenapa..?? “ tanya orang itu, aku mengenal suara itu dan aku yakin orang itu adalah

“ kak alvin, kak kepalaku pusing “ kataku, kak alvin langsung menggendongku dan tidurin aku diranjang tidurku

“ kamu istirahat aja gk usah sekolah nanti kakak kamu aja yg ngijinin kewali kelasmu ya “ suruh kak alvin

“ tapi kak.. “

“ udah nurut aja “ potongnya, tiba2 mamaku dateng

“ nak alvin, sivia kenapa..?? “ tanya mamaku ke kak alvin dengan kawatir

“ tadi sivia mau pingsan tante “ jawab kak alvin

“ yaudah sivia kamu mama antar kerumah sakit ya “ ajak mamaku

“ gk mau “ tolakku mentah2

“ sivia kamu harus.. “ kata2 kak cakka aku potong

“ kalo sivia gk mau ya gk mau “ bentakku

“ yaudahh dehh terserah sivia aja “ kata mama pasrah, tiba2 hp mama berbunyi berarti ada yg menelpon, mama langsung mengangkat telpon itu

“ halo.. iya pak.. oh.. baik baik saya akan segera kesana “ jawab mama sambil mematikan telponnya

“ kenapa mahh “ tanya kak cakka

“ ada tamu dikantor lagi nunggu mama, kamu berangkat gihh sana udah siang “ suruh mamaku, kak cakka keluar dari kamarku dan berangkat kesekolahnya

“ yahh mamah sivia sendirian donkk “ kataku lesu

“ haduhh iya sivia mama lupa jadi gimana donkk, mamah harus kekantor, mana bik minah pulang kampung lagi, pak hadi juga malah ikut2an pulang kampun lagi “ gerutu mamaku

“ yaudah te, biar daya aja yg ngejaga sivia “ kata2 kak alvin membuat aku dan mamaku terkejut, kaget mendengarnya

“ gk, saya gk mau “ tolak mama

“ tenang aja tante, saya gk bakal macem2 kok sama anak tante “ jawab alvin

“ huftt, yaudah deh terserah tapi jangan macem2 ya kamu sama anak saya “

“ sipp tante ;) “ jawab alvin

“ yaudah tante berangkat dulu ya, sivia kamu hati2 ya sayang “ pesan mamaku

“ iya mah “ jawabku, mamaku langsung keluar dari kamarku dan segera menuju kekantornya, sedangkan aku sekarang lagi berduaan disini, dikamarku, dag-dig-dug jantungku berdebar sangat kencang saat kak alvin menatapku

“ kak.. “ panggilku

“ ya.. “ jawabku

“ aku mau mandi dulu ya “ kataku

“ sakit2 kok mandi, ntar tambah parah loh pusingnya, gk usah mandi ya “ jawabnya

“ yahh kakak “

“ udah mendingan kamu tidur aja istirahat yg banyak biar cepet sembuh “

“ ahh, aku males ahh kalo tidur terus gk seru “

“ namanya sakit dimana mana ya gk seru “

“ tetep aja aku gk mau tidur titik gk pake koma “

“ yaudah deh terserah kamu aja “

“ aku kehalaman belakang aja ya kak “

“ ehh “

“ pokoknya aku mau kesana “

“ terserah dehh si nona keras kepala “

“ hehe “ aku nyengir

“ aku ikut boleh “ tanya kak alvin

“ boleh donkk “ jawabku

“ hayokk “ kataku dan kak alvin bersamaan


@halaman belakang rumahku

Aku duduk direrumputan halaman belakang rumahku, aku masih memikirkan tentang perjodohanku dengan kak iyel, jujur aku gk bisa terima kenyataan ini, aku gk mau dijodohkan dengan orang yg gk aku cinta, aku gk mau.. mama sama papa jahat kenapa harus aku yg dijodohkan kenapa bukan orang lain saja..?? air mataku kiitelah membasahi pipiku

“ via kamu nangis “ tanya kak alvin kawatir

“ eh kak.. eng..enggak kok “ jawabku sambil mengusap air mataku lalu tersenyum ke kak alvin

“ jangan bohong, aku tau kamu habis nangis, cerita donkk apa masalahnya siapa tau aku bisa bantu “ kata kak alvin, aku kembali menangis

“ kakak gk bakal bisa bantu aku karena ini sudah disepakati oleh mamah dan tante bella “ kataku, entah mendapat keberanian dari mana aku langsung memeluk kak alvin

“ tante bella “

“ iya kak, temennya mama aku “

“ emang kenapa..?? “ tanya kak alvin

“ aku.. aku.. aku… di jodohin kak sama anaknya tante bella “ jawabku sekarang aku menangis sejadi jadinya

“ sa..sabar.. ya vi “ kata kak alvin

“ kak, aku gk suka sama kak iyel, aku sama sekali gk ada rasa ama dia tapi kenapa mama memaksa aku “

“ iyel, maksud kamu gabriel stevent damanik itu “ tanya kak alvin

“ kok kakak tau “ tanyaku balik

“ dia sahabatku dari kecil “ jawabnya

“ owhh “

“ vi kamu sakit gara2 masalah ini ya..?? “ tanya kak alvin ragu2

“ iya kak “

“ kamu yg sabar ya vi “ katanya lagi sambil mengelus rambutku dengan lembut, beberapa saat aku dan kak alvin terdiam, yap!! aku dan kak alvin diam tanpa kata

“ jam berapa kak “ tanyaku, kak alvin melirik jam tangannya

“ jam 9 vi “ jawabnya

“ owh, kak alvin “ panggilku

“ ya “

“ kak alvin kok jadi orang putih banget sihh matanya sipit lagi “ tanyaku, bukannya menjawab kak alvin malah mengacak acak rambutku

“ ihh kak alvin nihh berantakan kan jadinya “ kesalku

“ biaren :P kamu lebih cantik kalo rambutnya acak2an kok “

“ puji apa nyindir “

“ gk tau “

“ ihhh, rese kumat kan “

“ yg penting tetep cakep dan kerend terus banyak yg naksir lagi “

“ narsis “

“ yg penting tetep cakep “

“ tau ahh “

“ ngambekk nihh “goda kak alvin

“ apaan sih, oh iya kak malem ini ify diajak jalan sama cowoknya “

“ terus “

“ kak alvin anterin aku ya, aku sudah penasaran banget sama pacarnya ify hehe, masih cakepan pacarnya ify apa pacar aku :P “

“ kamu udah punya pacar “ kata kak alvin kaget

“ lohh kak aku belom cerita ya “ tanyaku, kak alvin menggelengkan kepalanya

“ emangnya siapa pacar kamu..?? “ tanya kak alvin

“ kak rio kak “ jawabku

“ owhh “

“ oh iya kak, kata kak cakka kakak pinter nyanyi ya, coba kakak nyanyi donkk buat aku hehe “ pintaku

“ nyanyi apa..?? “

“ terserah dehh “
Sekilas terbayang masa yang indah silam
Menyentuh tulus direlung hati terdalam
Kehilafan telah usai aku sesali
Menjadi harapan tiada pasti

Pernah kucoba tuk memutuskan kembali
Membuka pintu maaf yang lama tertutupi
Keadaan ini enggan berikan jalan
Apa yang kurasa kini telah percuma

Sepertinya aku harus terbiasa
mengisi hariku tanpa kehadiranmu
Kini hatiku kan berhenti mengharapkan
Memaksa aku harus terima satu kenyataan
Sendiri dulu...

Sementara aku membatasi pikirku
Tak mengingat lagi masa yang telah lalu
Semakin ku mengenang hati semakin terluka
Seribu sesal terbesit menyisakan lara...

Kehampaan hati perih ku rasakan
Semenjak ku memutuskan meninggalkanmu
Apa daya semua ini telah terjadi
Akhirnya ku bisa merelakanmu dan biarkan ku
sendiri dulu.....
 *meskipun lagunya gk nyambung sama ceritanya tapi penulis lagi suka sama lagunya hehe*

Plok..plok…plokk… aku memberi tepuk tangan pas kak alvin selesai bernyanyi

“ suara kakak kerend, aku suka hehe “ pujiku

“ iya donkk siapa dulu alvin gitu “ kata alvin bangga, tiba2 seseorang dateng mengagetkanku dan kak alvin

“ hayoo, ngapain aja kalian berdua “ tanya orang itu yg tak lain adalah kak cakka, kakakku

“ ehh, kak cakka mahh ngagetin orang aja “ kesalku

“ tau nihh “ kak alvin juga ikutan kesel

“ hehe, sorry deh sorry “

“ kak kok sudah pulang..?? “ tanyaku

“ bolos, buat ngeliatin keadaanmu “ jawab kak cakka asal

“ aku bilangin mama loh kak, kakak bolos “ ancamku, tiba2 beberapa orang dateng kerumahku lagi

“ siviaaaa “ panggilnya, dia ify sahabatku, ify bersama dea dan zevana

“ eh ify, dea, zevana kok “

“ semua siswa siswi disekolah dipulangkan karena ada rapat disekolah “ potong zevana

“ owhh gitu, berarti kak cakka bohong donkk “ kataku sambil melirik kekak cakka

“ hehe, peace “ katanya

“ sivia kamu istirahat dulu aja sana dikamar, kamu tuh vin malah ngajak sivia keluar “ kata kak cakka

“ aku yg minta kesini bukan kak alvin, aku gk mau istirahat ah kak “ tolakku

“ pokoknya harus istirahat, kalo kamu gk istirahat ntar gk cepet sembuh via sayang “ kata seseorang, aku menoleh kesumber suaradan ternyata dia

“ ahh gk mau ah kak, via males “ tolakku

“ sivia pokoknya kamu harus istirahat biar cepet sembuh, aku janji deh ntar kalo kamu sudah sembuh kita makan es krim ditempat biasa “ bujuknya

“ oke dehh, tapi kak rio janji ya “

“ iya “

“ eh kamu, kamu, sama kamu “ kataku sambil nunjuk ify, zevana, dan dea

“ kalian sekarang mending pulang aja lagian tohh aku juga mau tidur dikamar hehe “ aku mengusir temen2ku

“ ngusir nihh ceritanya “ sindir dea

“ hehe “ aku hanya nyengir

“ yaudah dehh vi, kita bertiga pulang dulu cepet sembuh ya “ pamit zevana

“ iya “ jawabku, zevana, dea dan ify langsung keluar dan pergi meninggalkanku beserta rumahku, aku berlari kecil menuju kekamar dan tidur

Malem harinya…

“ mah, aku mau pergi sebentar bareng kak alvin ya “ kataku, mamaku menoleh

“ pergi kemana..?? gk, kamu gk boleh pergi, kamu kan belum sembuh sayang “ mama gk ngijinin aku pergi, padahal aku penasaran banget siapa cowoknya si ify

“ ah, mama sivia udah enakan kok, boleh ya mah, ayolah mahh “ pintaku

“ tapi pulangnya jangan malem2 ya sayang “ pesen mamaku

“ oke mah makasih ya “ kataku girang dan berlari kecil kehalaman depan ruumahku, aku melihat kak alvin lagi duduk diatas motornya sambil natain rambut dispion motornya

“ heh, buruan dandan mulu “ kataku cukup mengagetkan kak alvin

“ ehh sorry kak hehe “ maafku

“ iya gk apa2 kok “ jawabnya, aku dan kak alvin langsung berangkat menuju ketaman kota


@taman kota

Aku dan kak alvin jalan berdua menuju taman kota, dan yap!! aku melihat ify sedang berduaan disalah satu bangku yg ada ditaman kota itu, aku berniat mau mengagetkannya tapi setelah aku tau siapa cowok yg selama ini ify kagumi, aku urungkan niatku untuk menghampirinya, tak terasa air mataku jatuh membasahi pipiku, aku sama sekali tak menyangka sahabatku melakukan ini semua terhadapku

“ via kamu kenapa..?? “ tanya kak alvin padaku

“ itu kak “ jawabku masih menangis sambil menunjuk tempat ify dan cowok itu berada

“ ify, bareng sama rio “ kata kak alvin kaget

Yg membuat hatiku bertambah sakit adalah ketika kak rio mencium ify, aku sudah gk tahan lagi, aku langsung menghampiri ify dan kak rio

PLAKKKKKKKKKKK… sebuah tamparan mulus mendrat dipipi kak rio sebelah kanan, aku melihat ekspresi wajah kedua orang itu tampak kaget

“ kalian berdua, aku.. aku gk nyangka kalian berdua tega ngelakuin ini ke aku “ kataku menangis

“ kamu.. “ kataku sambil menunjuk ify

“ aku gk nyangka kamu ngelakuin inisemua fy ke aku, penghianat kamu fy “ kataku emosi

“ dan kamu “ katakusambil menunjuk kak rio yg lagi SHOCK

“ aku mau mengakhiri hubunganku dengan kamu, kamu gk sama aku, kamu lebih pantes sama dia “ bentakku sambil menunjuk ify, dan tiba2

BUGHHH… kak alvin meninju perut kak rio berkali kali sehingga kak rio jatuh tersungkur dibawah

“ kak rio “ jerit ify, aku tak mau menolongnya, tak sudi aku membantu orang yg telah menghianatiku

“ heh..!! yo tega bener kamu ngelakuin ini semua ke sivia hah!! Gk pantes kamu buat dia.. dia sakit yo pas ngeliat kamu nyium nihh anak murahan “ bantak alvin

“ udah kak..!! mendingan sekarang kita pulang aja yukk “ ajakku

Sejak kejadian itu aku selalu menjauhdari ify dan kak rio, sampai suatu hari aku sadar perasaanku ke kak rio itu bukan CINTA tapi hanya sekedar rasa KEKEAGUMAN doankk, dan aku sekarang tau siapa orang yg cinta yapp!! Dia kak alvin, aku sangat mencintainya, sangat.. sangat.. mencintainya, tapi apa aku bisa memilikinya..?? aku sudah berfikir bahwa aku tak mungkin menjadi miliknya karena aku sudah dijodohkan sama orang tuaku, aku dijodohkan sama orang yg sama sekali gk aku cintai, dan harapanku buat menjadi mulik kak alvin sudah sia2 sudah tak ada harapan lagi

►►►1 tahun kemudian◄◄◄

Alhamdulillah aku sekarang telah lulus dan mendapatkan nilai yg cukup memuakan, aku nampak begitu senang tapi disisi lain aku juga sangat merasa sedih karena pertunanganku dengan kak iyel akan dilaksanakan 3 hari lagi

“ heh, kamu “ kata seseorang memanggilku, aku menoleh kesumber suara, siapa dia?? Batinku

“ kamu sivia azizah kan..?? “ tanya orang itu

“ iya, maaf ya mbak, kalo boleh tau mbak siapa ya “ tanyaku

“ aku, aku ASHILLA ZAHRANTIARA kekasih iyel dan kamu tau.. gara2 kamu mama iyel menyuruh dan iyel untuk mengakhiri hubungan kami tau.. “ bentak orang itu yg bernama shilla

“ mbak biar saya jelasin semuanya “ kataku

“ gk ada yg perlu dijelasin, semua udah terbukti “ bentaknya dan kini dia menangis

“ mbak saya gk ada maksud buat ngerebut kak iyel dari kakak, aku sama sekali gk ada rasa dengan kak iyel, kami berdua dijodohin kak sama orang tua kami “ kataku dengan nada tinggi, emosiku memuncak

“ ja..jadi.. maaf ya vi aku salah paham “ kata kak shilla

“ gk apa2 kok kak aku juga ngerti “ jawabku

“ aku udah coba bujuk mama kak buat batalin pertunbangan ini tapi mama tetep gk mau ngebatalin keputusannya, dan sebenrnya aku lagi suka sama seseorang kak “ kataku

“ siapa orang yg kamu suka “ tanya kak shilla padaku

“ orang yg aku suka namanya ALVIN JONATHAN SINDUNATA dia selalu menemaniku, menghiburku, pokoknya dia selalu ada untukku, aku sangat sayang sama dia, dan kakak tau..?? mama nawarin kak alvin buat ngiringin lagu dengan memainkan piano saat aku bertunagan dengan kak iyel nanti, aku gk sanggup kak “ kataku menangis

“ apa?? Alvin..?? alvin jonathan.. sindunata “ tanya kak shilla dibagian sindunatanya ketinggalan

“ iya kak.. emangnya kenapa..?? “ tanyaku

“ diakan kakak aku “ jawab shilla

“ ha..??? “ sumpah aku bener2 kaget dengernya

“ kak pliss jangan bilang ke kak alvin ya kalo selama ini aku suka sama dia “ pintaku

“ oke tenang aja, eh kamu kelas berapa sih..?? “ tanyanya

“ baru aja lulus “ jawabku

“ owh.. eh sama donkk, kamu jangan panggil aku kak ahh, gk enak dengernya “ kata shilla

“ oke dehh “ jawabku

“ eh vi, aku pulang dulu ya “ pamitnya

“ iya kak, eh shil.. hati2 ya dijalan “ jawabku

“ oke “

@saat pertunangan tiba

Kak alvin terlihat sangat ganteng sekali saat itu, aku terkagum melihatnya dan sekarang kak alvin akan menyanyikan sebuah lagu khusus untuk pertunanganku dengan kak iyel, jari2 kak alvin dengan lincah menekan tuts2 piano, dan kak alvin pun memulai bernyanyi, aku dan orang2 disekitar hanya dapat mendengarkannya
niga geuwa datugo
ttaeron geu ttaeme ulgo
himdeureo hal ttaemyeon nan huimangeul neukkigo
amudo moreuge mam a-a-apeugo
nijageun misomyeon tto damdamhaejigo

niga hoksina nae maeumeul alge doelkkabwa
arabeorimyeon uri meoreojige doelkkabwa
nan sumeul jug yeo
tto ipsureul kkaemureo
jebal geureul tteona naege ogil

Baby jebal geuui soneul japjima
Cuz you should be my Lady
oraen sigan gidaryeo on nal dorabwajwo

noraega ullimyeon ije neoneun
geuwa pyeongsaengeul hamkkehajyo
oneuri oji ankireul
geureoke na maeil bam gidohaenneunde

nega ibeun wedingdeureseu
nega ibeun wedingdeureseu
nega ibeun wedingdeureseu

nae mameul mollajwotdeon
nega neomu miwoseo
gakkeumeun nega bulhaenghagil nan baraesseo
imi nae nunmureun da ma ma mareugo
beoreutcheoreom honja neoege malhago

maeil bam geureoke buranhaetdeongeol bomyeon nan
ireoke doelkkeoran geon aranneunjido molla
nan nuneul gama
kkeuchi eomneun kkumeul kkwo
jebal geureul tteona naege ogil

Baby jebal geuui soneul japjima
Cuz you should be my Lady
oraen sigan gidaryeo on nal dorabwajwo

noraega ullimyeon ije neoneun
geuwa pyeongsaengeul hamkkehajyo
oneuri oji ankireul
geureoke na maeil bam gidohaenneunde

nega ibeun wedingdeureseu
nega ibeun wedingdeureseu
nega ibeun wedingdeureseu

budi geuwa haengbokhae
neoreul ijeul su itge
nae chorahaetdeon moseupdeureun da ijeojwo
birok handonganeun no oh
na jugeul mankeum himi deulgetjiman no oh

neomu oraen siganeul chakgak soge
hollo babocheoreom saratjyo
ajikdo nae geunyeoneun nal bogo
sae hayake utgo inneunde

nega ibeun wedingdeureseu
nega ibeun wedingdeureseu
nega ibeun wedingdeureseu


plokk.. plok.. plok… semuanya bertepuk tangan, kak alvin langsung pergi entah kemana, saat aku ingin mengejarkan aku dicegah oleh mamaku, lalu aku mengajak kak iyel berbicara sebentar dihalaman belakang rumahnya


@halaman belakang

“ kamu mau ngomong apa..?? “ tanya iyel

“ kak pliss tolong batalkan pertunangan ini “ pintaku

“ aku juga pengennya begitu tapi.. “

“ tapi kenapa kak “

“ tapi aku gk mau bikin mama kecewa “ jawabnya

“ kak pliss aku mohon sama kakak “

“ kalo aku bilang enggak ya enggak “ bentak ka iyel

“ kak, kakak jangan egois donkk, aku gk mau tunangan sama kakak aku juga gk cinta sama kakak, kak aku tau kak iyel mau ngebahagiain mama kakak tapi tolong kak jangan aku yg dijadikan korbannya, aku say… “ belom saja aku menyelesaikan omonganku ada seseorang yg memotongnya

“ cukup, tante akan batalkan pertunangan ini jika kalian memang tak saling suka “ kata orang itu, aku menoleh kesumber suara begitupun ka iyel

“ tante/mama “ kataku dan kak iyel barengan setelah tau orang itu ternyata tante bella

“ tante yakin..?? “ tanyaku agak ragu

“ tante yakin, tante tau cinta itu memang tak bisa dipaksakan, jika kalian saling tak suka apa salahnya kalo tante batalkan pertunangan ini, jika tante memaksakan kalian berdua untuk tetap bertunangan tante yakin hati kalian pasti sangat sakit dan gk bisa menerima kenyataan ini iya kan “ jelas tante bella

“ makasih ya tante “ kataku sambil memeluk tante bella, setelah itu aku melepaskan pelukanku dari tante bella karena aku lagi ingat sesuatu

‘ mamah, kuci mobilnya mana..?? “ tanyaku

“ mau buat apa sayang..?? “ tanya mamaku

“ udahlah mah, cepetan mana kunci mobilnya “ paksaku, mamaku langsung memberikan kunci mobilnya, aku masuk kedalam rumah iyel untuk berganti baju dan membersihkan semua make up ku

“ lohh via kamu mau kemana..?? “ tanya mamaku ketika aku selesai berganti baju

: aku mau kerumah kak alvin mahh “ jawabku dan langsung pergi, tante bella tersenyum melihat sikapku lalu mendatangi para tamu yg dari dati telah menunggu acara pertunangan ini dimulai

“ maaf bapak2 dan ibu2 yg ada disini pertunangan ini dibatalkan “ kata tante bella dengan nada yg agak keras, aku yg mendengar omongan tante bella tadi hanya tersenyum senang, lalu aku menaiki mobilku dan langsung menuju kerumah kak alvin


@rumah kak alvin

Ting.. tong… aku memencet bel rumah kak alvin, setelah beberapa saat aku menunggu seseorang membukakan pintu, dilihat dari penampilannya seperti seorang pembantu

“ maaf non, cari siapa ya..?? “ tanya orang itu

“ mm.. maaf mbok alvinnya ada..?? “ tanyaku

“ lohh non belom tau kalo den alvin sekarang pergi kebelanda “ kata orang itu

JDERRRRRRRRRRRRRRRRRR… hatiku bagai disambar petir aku kaget denger pernyataan yg keluar dari mulut bibi itu

“ apa?? Alvin pergi?? Kebelanda?? “ tanyaku

“ iya non “ jawabnya

“ kapan mbok perginya..?? “ tanyaku, mataku sudah berkaca kaca tiba2 shilla dateng

“ ehh sivia, lohh bukannya kamu hari ini tunangan bareng kak iyel ya “ katanya

“ pertunangannya dibatalkan shil “ jawabku, shilla begitu sangat girang

“ beneran??? “ tanya sekali lagi untuk memastikan

“ iya “ jawabku

“ yee, berarti ada kesempatan donkk buat aku unt.. “ kata2 shilla langsung kupotong

“ shil.. apa bener alvin ke belanda..?? “ potongku

“ i..iya vi “ jawabnya

“ kapan shil berangkatnya “ tanyaku dan kini aku mulai menangis

“ ba..ba..baru..san “ jawabnya

“ shil, anter aku kebandara ya “ pintaku

“ iya.. iya.. “ jawabnya, aku dan shilla menaiki mobilku dan menuju kebandara jurusan indonesia-belanda


@perjalanan

Diperjalanan aku menelpon kak alvin terus, tapi nomornya selalu gk aktif, ya tuhan aku mohon semoga kak alvin belom berangkat, doaku

Sesampainya dibandara…

Aku terus mencari cari sosok kak alvin tetapi tetap saja hasilnya nihil. Dan sekarang pandanganku tertuju pasaseorang cowok yg hendak menaiki tangga kecil untuk masuk kedalam pintu pesawat itu aku yakin dia kak alvin, pas dia noleh dugaanku benar dia adalah kak alvin, dengan perjuangan keras aku berlari sekencang kencangnya dan berteriak memanggil manggil namanya

“ KAK ALVINNNNNNNNNNNN………………………….. “ teriakku, kak alvin masih gk noleh

“ KAK ALVINNNNNNNN….. JANGAN TINGGALIN AKU…… “ teriakku lagi, tetep aja kak alvin gk noleh2

jarakku dengan orang itu kini semakin dekat dan kini aku pas dibelakangnya

“ kak kenapa kakak pura2 gk denger pas aku lagi panggil2 nama kakak “ tanyaku, orang itu gk menoleh dia malah melanjutkan jalannya untuk naik kepesawat itu, sedangkan ify, dea, zevana, kak cakka, kak rio, kak iyel shilla, ray, mama, papa, tante bella, dan om joe dateng menghampiriku

“ kak alvin, jangan pergi tinggalin via kak.. sivia sayang sama kakak “ kataku jujur, itu gk mau berhenti berjalan aku langsung memeluknyadari belakang

“ kak pliss jangan tinggalin via, via sayang sama kakak, via udah berhasil batalin pertunangan via dengan kak iyel, hanya untuk kakak, jadi via mohon kak alvin jangan pergi ya, pliss “ kataku masih memeluknya. Orang itu menoleh kearahku beratap terkejutnya aku setelah aku tau ternyata orang itu adalah

“ kak septian.. maaf kak.. aku kira tadi kak tian kak alvin “ kataku sambil menunduk

“ iya gk apa2 kok “ jawabnya

“ berarti kak alvin sudah masuk dipesawat donkk “ kataku menangis sejadi jadinya, cintaku telah pergi tapi apa aku bisa merelakannya pergi menjauh dariku..?? aku gk rela dia pergi menjauh..?? sangat.. sangat tidak rela.. tiba2 seseorang menepuk bahuku dari belakang, sontak aku menoleh kebelakang, wajahku yg tadinya sedih kini menjadi berseri seri karena orang yg aku kira akan meninggalkanku ternyata dia berdiri dibelakangku

“ kak alvin…. “ kataku sambil memeluknya

“ sivia, apabener kamu membatalkan pertunanganmu dengan iyel demi aku.. “ tanya kak alvin

“ iya kak, karena aku sayang sama kakak, aku gk mau kehilangan kakak “ jawabku. Kak alvin tersenyum

“ aku juga sayang sama kamu vi “

“ jadi..?? “ tanyaku kembali

“ aku gk jadi pergi kebelanda “ jawabnya, aku seneng banget dengan keputusan kak alvin

“ alvin, apa kamu benar2 serius dengan persaanmu ke sivia “ tanya papaku

“ iya om, saya sangat mencintai sivia “ jawab alvin jujur

“ oke papa putuskan kalian berdua akan bertunangan seminggu lagi “ kata2 papa membuat aku, kak, alvin dan temen2ku kaget

“ APAAAA..?? “

“ iya itu keputusan papa, kamu alvin siap2 ya “ suruh papaku

“ ihh papa kenapa harus seminggu sihh “ kataku

“ lahh maunya..?? “ tanya papa

“ kenapa gk besok atau lusa aja “ jawabku

“ wooooo “ temen2ku menyorakiku dan kak alvin mengacak2 rambutku

“ iya2 papa turuti kemauanmu, kalian akan bertunangan besok “ kata papa tegas

“ lohh.. malah beneran tohh, aku kan cumabercanda “ kataku bener2 kaget

“ biaren ajalah vi, yg penting kita selalu bersama “ kata alvin

“ iya dehh “ jawabku

“ yaudahh mending sekarang kita pulang dan menyiapkan semua kebutuhan untuk pertunangan sivia dan alvin “ ajak tante bella

“ okokok “ jawabku, aku dan yg laennya pulang kerumahku secara bersama2, semua teman2ku membantu menyiapkan untuk pesta pertunanganku dengan kak alvin nanti, betapa senangnya aku bisa bersama untuk selamanya dengan kak alvin

Read More...

Suka Comunity Couple apa ?

Postingan Populer